FKPT DIY di FRC UGM
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Gembira Beragama: gerakan muda bangga bernegara dan beragama. Kegiatan ini berlangsung pada 6 November 2024 berlokasi di aula field research center (FRC) UGM Wates Kulonprogo.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber pusat yaitu Mayjen TNI (purn) Nisan Setiadi, S.E., M.Si yang merupakan Deputu 1 Direktorat Pencegahan BNPT RI periode 2021-2023. Narasumber daerah menghadirkan Kabud Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kanwil Kemenag DIY, H. Nurhuda, S.Ag., M.Si. Selain itu hadir juga Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT RI, Kol. Sus Dr. Harianto, M.Pd yang sekaligus membuka acara.
Peserta Gembira Beragama
Peserta kegiatan Gembira Beragama ini merupakan perwakilan dari Karangtaruna Kulonprogo, Fatayat, Nasyatul Aisyah, IPNU, IPPNU, GKJ Klasis Kulonprogo, Ansor, PDPN Kulonprogo, orang muda Katolik Paroki Wates, Pemuda Teravada Indonesia dan Duta Damai Yogyakarta.
baca juga workshop Jurnalisme Berkualitas
Sekretaris FKPT DIY, Dewo Isnu Broto Imam Santoso dalam sambutannya menyebutkan bahwa terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi Indonesia. Penyebaran paham radikal terorisme terus menyebar di masyarakat, bahkan menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Maka perlu adanya koordinasi seluruh kementerian dan lembaga untuk melaksanakan strategi penanggulangan terorisme. Hal ini penting untuk mewujudkan ketahanan publik melalui peningkatan kesadaran masyarakat sehingga terwujud keterlibatan masyarakat dalam melawan bahaya ideologi kekerasan, radikalisme dan terorisme.
Hasil Riset BNPT tahun 2023
Sepanjang tahun 2023 tidak ada aksi terorisme di Indonesia. Namun ada 148 teroris ditangkap. Mereka adalah kelompok JI dan JAD yang berkiblat kepada Al Qaeda dan ISIS. Riset BNPT 2023 menunjukkan bahwa pergerakan penyebaran paham radikal terorisme dengan berbungkus pemahaman keagamaan merambah kepada kelompok perempuan, anak dan remaja.
Sepanjang tahun 2023 juga terdapat 2.670 temuan konten digital bermuatan IRET (intoleransi, radikalisme, ekstrimisme, terorisme). Sebagian besar konten ini terdapat di sosial media Facebook dan instagram.
Penyebaran Paham dan aksi kelompok radikal terorisme di Indonesia bermotif pemahaman keagamaan, karena itu menjadi sangat sensitif karena berhadapan dengan ideologi keagamaan. Pemahaman moderasi beragama menjadi sangat penting untuk terus disebarluaskan agar tidak terjadi benturan.