HTS-an atau FWB-an? Jangan Salah Harap dan Baper
Biarlah yang dulu biar berlalu, sesuatu yang sudah lepas atau menghilang akan sulit untuk didapatkan kembali. Juga tidak perlu effort besar untuk meraihnya, ada banyak seseorang seseorang lainnya yang jauh lebih baik darinya. Kita perlu sehat mental, sehat batin, dan juga pikiran yang segar, daripada terus-terusan larut dalam memikirkannya apalagi jika hanya menjadi second choice yang ada kamu hanyalah akan menanggung beban pikiran saja tanpa mendapatkan harapan yang direncanakan sebelumnya. Lalu bagaimana dengan HTS-an atau FWB-an? Jangan menaruh harap dan baper, yaa!
Sejatinya manusia itu memiliki pikiran yang berubah-ubah, begitu pula dengan perasaan yang dinamis. Terlebih di era saat ini yang lebih trending ke dalam Hubungan Tanpa Status atau HTS, juga ada istilah FWB (Friend With Benefits) atau juga TTM (Teman Tapi Mesra). Rasa-rasanya hal tersebut sudah menjadi lumrah bagi anak muda saat ini, mudah menyukai namun juga mudah memutus hubungan, makanya tak jarang yang memilih HTS-an atau FWB-an.
Fenomena hubungan tersebut marak terjadi di kota-kota besar, seperti Yogyakarta. Terlebih Yogyakarta yang merupakan kota pelajar, kota pendidikan, kotanya para mahasiswa dari berbagai penjuru Indonesia, juga sebagai kota wisata. Seperti pada kalangan mahasiswa, HTS-an bahkan FWB-an sudah menjadi hal biasa, apalagi berada jauh dari pengawasan orang tua, kebebasan hidup tanpa ada yang mengatur, tambah rasa penasaran yang memang sedang tingginya sebagai remaja tanggung menuju dewasa.
Sisi baik dan buruknya
Hal tersebut sebenarnya ada sisi baik dan buruknya tersendiri. Sisi baiknya bagi seseorang yang hidup penuh kesendirian atau feeling lonely, hidup di rantau tidak ada siapa-siapa, dengan menjalin hubungan itu dapat mempunyai teman lebih dekat. Ada seseorang yang mensupportnya, mendapatkan teman bicara atau bisa saling berbagi cerita. Bahkan bisa mendapatkan kesenangan tersendiri, sehingga tidak lagi merasa feeling lonely.
Namun, meski demikian HTS dan FWB ini juga punya beberapa sisi kurang baik. Contohnya terlalu terbawa perasaan. Terlanjut menjatuhkan harapan kepada seseorang yang kadang ujungnya menghilang dan tidak ada kabar. Bahkan bisa menimbulkan rasa sakit hati dan beban pikiran yang terus menggeluti seisi kepala.
Kedua sisi tersebut tergantung pilihanmu mau menjadikan suatu hubungan itu seperti apa, jangan terlalu membawa perasaan apalagi jika terlalu berharap kepada seseorang yang bahkan kamu menemukannya pada tempat yang kurang baik seperti sosial media X (baca: twitter dulu), Telegram, atau aplikasi kencan. Namun, jika kamu ingin menjadikannya sebagai wadah tempat saling sharing, diskusi, menjalin pertemanan, maka boleh-boleh saja asalkan tidak terlalu membawa perasaan dan harapan, serta jangan berlebihan yaa!
Ingat! Kita butuh mental dan pikiran yang sehat. Jangan membuang pikiran, tenaga dan waktumu hanya untuk memikiran seseorang yang tidak jelas bagimu. Apalagi jika seseorangnya itu tidak peduli padamu, suka ghosting, dan menganggapmu second choice nya. Kamu berhak bahagia, okeey!
Tinggalkan Balasan