free page hit counter

Author - Sutanto Prabowo

Kecerdasan Buatan sebagai Penjaga Perdamaian

Bisakah Kecerdasan buatan dimanfaatkan untuk perdamaian? Seperti kita ketahui kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita. Dari aplikasi sederhana seperti rekomendasi film di platform streaming hingga teknologi yang lebih kompleks seperti kendaraan otonom. Penggunaan AI yang luas saat ini mencerminkan penyesuaian masyarakat terhadap...

teknologi untuk perdamaian

Teknologi Sebagai Jembatan Perdamaian

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi jembatan perdamaian, mengubah cara manusia berkomunikasi secara signifikan. Sebelumnya, untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berada jauh, kita harus mengandalkan surat yang memakan waktu berhari-hari atau telepon yang bisa sangat mahal. Hal ini tidak hanya merepotkan tetapi juga membatasi interaksi sosial kita. Namun, dengan kehadiran internet dan...

sawang sinawang

Pitutur Jawi: Wong Urip Kuwi Mung Sawang Sinawang

Pengertian 'Sawang Sinawang' dalam Perspektif Pitutur Jawi 'Sawang sinawang' merupakan salah satu falsafah Jawa yang memiliki makna mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Istilah ini secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai 'melihat-melihat', namun memiliki makna kontekstual yang sangat luas. Dalam pepatah Jawa, 'sawang sinawang' menggambarkan fenomena di mana seseorang melihat kehidupan orang lain dari luar dan sering kali...

Toleransi dalam Konteks Budaya dan Tradisi

Pentingnya Toleransi dalam Budaya dan Tradisi Indonesia Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas dan beraneka ragam, memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang melimpah. Filosofi 'Bhinneka Tunggal Ika', yang berarti 'berbeda-beda tetapi satu', menjadi fondasi penting dalam menjaga toleransi di antara masyarakat yang beragam. Toleransi dalam konteks budaya dan tradisi di Indonesia bukan hanya sekedar menerima...

aja pijer nggersula

Pitutur Jawi: Aja Pijer Nggersula

Aja pijer Nggersula adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti jangan mengeluh terus-menerus. kalimat ini seringkali diungkapan oleh orang Jawa saat melihat orang lain yang terlalu sering mengeluh dan protes atas segala sesuatu yang dijumpainya. Mengeluh dan menggerutu adalah bagian dari dinamika kehidupan sehari-hari yang sering kali sulit dihindari. Setiap individu pasti pernah mengalami...

baladewa

Baladewa Ilang Gapite: Makna dan Refleksi dalam Kehidupan

Siapa Itu Baladewa? Baladewa adalah salah satu tokoh yang sangat penting dalam wayang kulit, sebuah kesenian tradisional Jawa yang sarat dengan pitutur jawi. Dikenal karena kewibawaannya, Baladewa dihormati oleh semua kalangan, baik kawan maupun lawan. Sosoknya memancarkan pengaruh dan otoritas yang besar sehingga setiap orang yang berhadapan dengannya langsung menunduk; bahkan untuk bertatap mata pun,...

wening, meneng, dunung

Wening, Meneng, Dunung

Dalam budaya dan spiritualitas Jawa, wening, meneng, dan dunung menawarkan panduan yang signifikan untuk mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan damai. Ketiga konsep ini mencerminkan perjalanan batin yang melibatkan transformasi dari kejernihan pikiran, ketenangan jiwa, hingga pencerahan spiritual. Dengan memahami dan menerapkan ketiga tingkatan kesadaran ini, seseorang dapat...

Peribahasa Jawa: Dawa Ususe, Jembar Segarane

Peribahasa Jawa "dawa ususe, jembar segarane" menggambarkan karakter seseorang yang memiliki kesabaran dan kelapangan hati luar biasa. Dalam bahasa Indonesia, secara harfiah peribahasa ini dapat diterjemahkan sebagai "panjang ususnya, luas hatinya seluas samudra". Namun, makna yang terkandung jauh lebih dalam daripada terjemahan literalnya. Peribahasa ini mengandung filosofi hidup yang mengajarkan pentingnya kesabaran dalam menghadapi...

falsafah jawa

Falsafah Jawa: Mati Sak Jroning Urip, Urip Sak Jroning Pati

Pengertian dan Asal-Usul Ungkapan Ungkapan "mati sak jroning urip" dan "urip sak jroning pati" merupakan bagian integral dari falsafah Jawa yang kaya akan makna filosofis. Kedua ungkapan ini sering digunakan sebagai pitutur Jawa atau petuah yang bertujuan untuk mengingatkan seseorang melalui cara yang kontradiktif. Ungkapan "mati sak jroning urip" berarti 'mati dalam hidup', sedangkan "urip...

ketiban awu anget

Pepatah Jawa “Ketiban Awu Anget”

Pepatah Jawa "Ketiban Awu Anget" mengandung makna mendalam tentang nasib sial menimpa seseorang yang tidak bersalah dan tidak tahu menahu tentang suatu masalah. Pepatah ini menjadi pengingat bahwa dalam kehidupan, kita sering menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga, di mana terkadang kita terseret dalam masalah tanpa kita sadari. Sebut saja Pak Sukatut, seorang pria lugu,...