Mengabdi & Merajut Asa di Pedalaman Samudra
“Percuma Anda menimba ilmu setinggi langit, tetapi enggan tuk menyapa bumi tempatmu berasal,”
Yoga Dirgantara
Tepat di hari yang begitu berkesan itu, saya berkesempatan melihat kembali salah satu surga dunia yang tersembunyi dan mengabdi di sana. Ya, surga tersebut adalah Aceh. Daerah yang pernah sebelumnya disinggahi untuk sekadar melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di tengah kuatnya harmonisasi Islam di bumi Aceh, pada ajang Musabaqoh Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) se-Indonesia.
Kali ini, Allah mengizinkan saya untuk kembali bersilaturahim dan menyapa bumi ‘Serambi Mekkah’ ini dalam suatu kegiatan yang penuh dengan keistimewaan, yakni pengabdian masyarakat.
Berkat Sekebun Official saya berkesempatan terjun di masyarakat Aceh dan membuat berbagai proyek agar permasalahan yang ada dapat ditemukan solusinya, sekaligus saya beserta delegasi Sekebun mencoba belajar dan mengajarkan ilmu yang kami miliki.
Pengabdian masyarakat ini, bukanlah ajang untuk ‘mengajar-ngajari’ masyarakat, namun di sini adalah tempat supaya dapat belajar dari masyarakat serta berkolaborasi bersama demi Aceh yang sejahtera. Mungkin, sedikit yang diberikan, namun semoga dari yang sedikit itu maka lama-kelamaan akan menjadi besar dan akhirnya bisa bermanfaat bagi kelangsungan masyarakat kedepannya.
Pengabdian oleh Sekebun ini dilaksanakan di desa yang sangat terpencil, bahkan disebut-sebut sebagai ujung atau titik nol kilometer nya Indonesia. Yakni di Pulau Breueh, atau tepatnya di Desa Lapeng, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Mengenai perjalanan untuk bisa ke tempat pengabdian itu, kami harus siap mengendarai kapal medium untuk sampai kesana. Karena lokasinya yang memang cukup jauh memakan waktu berjam-jam di tengah guyuran ombak laut yang ganas dan terombang-ambing secara ganas di tengah lautan.
Namun, itu semua tak menyurutkan itikad kami untuk menyapa dan memberikan sedikit ilmu kepada masyarakat yang ada disana. Ketika ditengah perjalanan laut, tak sedikit dari kami tertidur pulas, bahkan juga ada yang mabuk laut karena begitu ganas nya ayunan ombak samudra tersebut, tetapi itu tak jadi masalah, yang terpenting adalah kami bisa sampai dengan selamat dan bertemu dengan orang-orang di sana.
BACA JUGA: Profil Buya Hamka: Ulama Besar & Pahlawan Nasional
Sedikit kisah mengenai tempat mengabdi yaitu Desa Lapeng, banyak beragam keunikan yang tersimpan dengan utuh serta lestari. Adat istiadat, budaya, pun keramah tamahan masyarakat yang luar biasa. Setibanya tim pengabdi disana, kami lantas disambut ceria dengan penuh kehangatan seperti keluarga yang baru saja pulang dari perantauan.
Alunan irama Aceh yang syahdu serta tarian anak-anak yang memakai pakaian adat, berhasil menyihir mata kami. Takjub dan mempesona di sambut secara begitu istimewa.
Menurut saya, ini merupakan tempat yang unik. Di tengah jauhnya hiruk pikuk perkotaan, kemodernan zaman, maka disini sungguh berbeda. Suasana yang tentram, damai dan rukun, juga kebersamaan masyarakat nya yang kental. Bahkan, di sini kunci kendaraan pun tak pernah di lepas dari lubangnya dan dibiarkan tetap ‘menyantol’ di kendaraan. Ya, sebegitu aman Pulau Breueh ini.
Menilik kisah pengabdian, kami para delegasi dikelompokkan dalam tiga divisi yakni pendidikan, lingkungan sosial, serta pariwisata dan ekonomi kreatif. Saya disini masuk kedalam divisi pariwisata dan ekonomi kreatif, yang bertugas memajukan pangsa pasar dan turut dalam mencari solusi atas problematika terhadap sisi ekonomi di Desa Lapeng.
Beragam program kerja yang dilakukan untuk meningkatkan sisi pertumbuhan ekonomi Desa Lapeng. Diantara projek telah berhasil dilaksanakan diantaranya sebagai berikut.
- Keripik daun mangrove
Pada program kerja ini kami melakukannya dalam 2 tahapan, yaitu pemilihan daun mangrove dan mengolah daunnya menjadi keripik. Harapannya, produk yang dibuat dapat di manfaatkan oleh warga di Desa Lapeng untuk menjadi salah satu UMKM bagi masyarakat sekitar.
- Coconut oil
Yaps, buah kelapa memang tidak hanya dapat dioah menjadi berbagai macam makanan lho, tetapi juga bisa di olah menjadi minyak kelapa yang mana minyak kelapa itu termasuk minyak murni yang kemudian diproses dari pengolahan kelapa tua melalui pembuatan santan dengan pengemasan secara bertahap tanpa bahan kimia. Di sini juga, tidak hanya kami para delegasi yang melakukan kegiatan tersebut, namun juga masyarakat sekitar.
- Bazar gemezz
Yaa ini adalah kegiatan masar memasarkan hehee, terutama di sini yaitu berjualan baju dan celana. Tentunya dengan budget yang murah meriah. Sekaligus, hal ini untuk mempererat tali silaturahim antar para delegasi dengan para warga Desa Lapeng.
- Ayo ke Pulo Aceh
Bentuk projek ini merupakan harapan kami untuk dapat mengenalkan Desa Lapeng kepada masyarakat luas, dengan membuat video yang bertujuan dalam mendukung pengenalan destinasi wisata menarik yang terdapat di Pulo Aceh, dan nantinya bakal menjadi incaran para wisatawan.
- Sekebun menampilkan bakat
Yups, sesi inilah yang begitu meriah karena di sini kami para delegasi harus dan wajib unjuk gigi!.. Setidaknya bisa menampilkan bakat-bakat terpendam hehee.. Sekaligus juga disini kami pun menampilkan beragam baju adat dari para delegasi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, dan dari masing-masing program kerja yang dibawakan oleh para delegasi akhirnya pun usai, maka tak terasa waktu telah berlalu dalam waktu singkat itu.
Kami pun beranjak berkemas dan segera meninggalkan desa yang dicintai ini. Walau cuman hanya sebentar, namun amat bermakna. Semoga kami para delegasi dan juga masyarakat setempat dapat memperoleh ilmu, pelajaran serta pengalaman berharga selama kegiatan pengabdian. Kita tak tahu, mungkin entah besok, lusa, atau kapan akan kembali saling menyapa dan merajut asa di samudra surga ini.
Terima kasih Desa Lapeng yang telah menerima kami dengan begitu istimewa dan semoga kita tetap dapat menjaga silaturahim yang baik. Dan kepada para delegasi, kita merupakan orang-orang hebat, manusia-manusia pilihan yang berani untuk mengabdikan dirinya keluar dari zona nyaman, memang berat, rumit, tetapi jika segala sesuatu dilakukan dengan lapang dada dan ikhlas maka InsyaAllah segalanya akan berjalan lancar. See you next time you all the best friend… 🙂
Editor: Bennartho Denys
Tinggalkan Balasan