Sebelum Hari Wisuda Itu Tiba
Tidak ada yang memungkiri bahwa hari wisuda adalah salah satu hari yang tercipta untuk berbahagia. Perjalanan bertahun-tahun rasanya terbayar tuntas di momen tersebut. Sayangnya, euforia wisuda yang melenakan inilah kelak akan menjadi petaka. Suatu hal yang jarang mahasiswa jelang freshgraduate sadari.
Pertanyaan-pertanyaan menjelang wisuda biasanya berkisar pada pakaian apa yang hendak mereka gunakan. Siapa yang akan mengucapkan dan bagaimana bentuk karangan bunganya. Atau paling esktrem pertanyaan siapa yang bakal mendampingi ketika. Ini adalah pertanyaan yang kerap mereka anggap serius sekali.
Nahasnya, pertanyaan tersebut tidak jarang mengaburkan pertanyaan yang lebih substansial: setelah wisuda mau kemana? Sejujurnya, pertanyaan ini bukan tidak terlintas di kepala para calon sarjana. Akan tetapi, pertanyaan tersebut tak ubahnya angin yang segera berlalu, tak terlalu mereka pikirkan secara serius.
Antisipasi Depresi Setelah Wisuda
Padahal, jawaban akan pertanyaan ini begitu penting kaitannya dengan rencana pascawisuda. Tandai saja orang-orang yang tidak punya jawaban atas pertanyaan substansial ini, kemungkinan untuk depresi akan terbuka lebar. Perlu kita catat secara seksama bahwa jawaban akan pertanyaan ini tidak melulu soal bekerja di perusaah mentereng dengan gaji dua digit.
Yang terpenting adalah bagaimana rencana setelah wisuda itu tersusun dengan baik. Dalam hal ini, menganggur harus kita kesampingkan karena ia bukan jawaban yang elegan. Toh tanpa kita rencanakan, menganggur akan datang dengan sendirinya kan? Dengan kata lain, kita harus mencari jawaban terbaik atas pertanyaan ini.
Sebaiknya, jawaban atas pertanyaan ini sudah klir beberapa minggu sebelum wisuda. Apabila, ketika wisuda pertanyaan ini belum terjawab juga, maka bersiaplah dengan depresi itu. Tekanan pascawisuda lebih mengerikan daripada sekadar revisi tugas akhir atau ribetnya administrasi kampus.
Segera, Sebelum Hari Wisuda Tiba
Kalau boleh memberikan saran, sudahi saja pertanyaan tentang pakaian apa, foto di studio mana, siapa yang bakal memberikan karangan bunga. Maksudnya, tidak usahlah hal tersebut menjadi pertimbangan yang sangat luar biasa menguras tenaga, sampai lupa menjawab pertanyaan subtansial di atas. Kecuali memang pengen bimbang setelah selesai wisuda, ya silakan saja.
Sekali lagi, jawaban atas pertanyaan tersebut tidak harus berupa kerja atau lanjut kuliah lagi. Jawaban atas pertanyaan penting ini tergantung individu masing-masing. Tentunya dengan tidak menjadikan menganggur adalah sebagai tujuan pascakelulusan. Hilangkan jauh-jauh pilihan menganggur ini.
Mengapa demikian? Terus terang, hidup setelah wisuda memberikan waktu luang yang tidak sedikit. Kalau tidak ada rencana yang matang, maka kemungkinan besar akan mengalami kesuntukan. Semoga kita tidak termasuk golongan orang-orang yang kebingungan di tempat terang, kesepian di tengah keramaian.
Tinggalkan Balasan