ADA APA DENGAN 2020?
Pagi ini dengan ditemani hot chocolate, saya ingin coba membedah tahun 2020 ini menurut kacamata awam saya. Terinspirasi dari video youtube Fiersa Besari yang berjudul “Diantara 2020”. Baiklah mari kita mulai pembahasan tahun 2020 ini.
Detik dimana tulisan ini dibuat, saya sudah memasuki bulan ke empat di tahun 2020 ini. Masih terekam jelas di memori bagaimana saya sangat bersemangat memasuki tahun 2020. Saya yakin kalian juga sama bersemangatnya dengan saya saat itu. 2020, tahun baru, harapan baru, mimpi baru, usaha baru, pekerjan baru, dan banyak hal lain yang baru, kecuali perasaan mu masih tertinggal dihati mantan. Hehe
Namun di awal tahun 2020, ternyata badai mulai datang. Pandemi virus Covid-19 menjadi badai yang paling menakutkan saat ini. Banyak kasus kematian akibat virus ini. Sehingga di keluarkanlah kebijakan stay at home, work from home, sering cuci tangan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Lockdown/Karantina Wilayah, dan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Awal tahun 2020 merenggut banyak mimpi, harapan, usaha, pekerjan, orang-orang yang kita cintai, bahkan sisi kemanusiaan sebagian orang.
Saya tertarik membahas merenggut sisi kemanusian sebagian orang. Bagaimana tidak ditengah pandemi seperti ini ternyata tidak sedikit akun-akun yang masih menyebarkan benih-benih kebencian, hoax, fitnah, dan hujatan. Suasana yang mencekam seperti ini seharusnya kita semua bangsa Indonesia saling bahu-membahu, tolong-menolong, menguatkan dan menopang bukan saling menyalahkan pemerintah dan menyebarkan kebencian atau hoax.
Sangat miris saat saya mendengar berita bahwa di beberapa wilayah masyarakatnya menolak untuk menerima jenazah positif Covid-19 untuk dimakamkan di pemakaman masyarakat bahkan sampai petugas dan mobil ambulans di lempari batu oleh sebagian masyarakat setempat. Apa yang terjadi dengan sisi kemanusiaan bangsa Indonesia? Saya sangat paham mungkin masyarakat setempat takut bahwa jenazah Covid-19 akan menyebarkan virus. Ketakutan lain yang timbul di tengah masyarakat adalah tercemarnya air tanah oleh virus dari jenazah pasien Covid-19.
Guru besar Fakultas kedokteran, kesehatan Masyarakat, Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D, SP.MK mengatakan, bahwa risiko penularan jenazah positif Covid-19 ke manusia akan minimal apabila seluruh langkah pemulasaran jenazah dilakukan sesuai dengan pedoman penanganan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Ketika jenazah telah dibungkus dan dikubur, maka virus akan ikut mati. Saat orang meninggal, selnya mati sehingga virus di dalamnya juga tidak akan berkembang. Jadi sepenggal penjelasan diatas saya rasa cukup mampu membungkam persepsi masyarakat yang saat ini masih keliru. Mereka yang menjadi korban Covid-19 juga adalah manusia, terlebih lagi mereka juga keluarga kita, saudara kita, bangsa kita, Indonesia.
Sisi lain yang saya mau bahas adalah para oknum penimbun masker dan hand sanitizer. Masih banyak orang-orang diluar sana yang tidak seberuntung kita, jadi untuk membeli masker dengan harga puluhan ribu sampai ratusan itu akan sangat membebani mereka. Sudahlah, berhenti. Uang bisa dicari kembali, uang juga tidak dibawa mati. Saya heran masih ada saja oknum seperti ini di tengah pandemi yang mencekam bahkan bisa jadi juga mengancam oknum tersebut sendiri.
Lewat tulisan diatas, saya ingin mengajak kita semua untuk saling membantu saudara kita tanpa pandang suku, agama, ras, saling menopang, saling menghargai kinerja pemerintah, saling mendoakan agar semua badai ini segera berlalu. Buat kalian yang work from home harus tetap produktif, harus rajin berolahraga dan beribadah. Lalu buat kalian yang masih dan harus work from office atau dilapangan harus tetap jaga kesehatan dan pola hidup yang sehat dan bersih. Jangan lupa juga untuk menggunakan akun sosial media kita untuk hal-hal yang positif. Stop menyebarkan hoax, kebencian, fitnah dan sebagainya.
Saya juga mau mengingatkan untuk selalu kuat dan bersabar. If you not strong, how to you survive. Ini baru empat bulan kita semua menjalani tahun 2020. Masih ada delapan bulan lagi yang harus kita jalani. Jangan padamkan harapan, mimpi, usaha dan karya. Percayalah badai ini pasti berlalu, semesta akan bekerja dengan caranya yang indah dan segala sesuatu yang indah akan tiba tepat pada waktunya.
Tinggalkan Balasan