Berita Hoax Pemecah Persatuan Era Kekinian
Contents
Berita hoax atau palsu adalah ancaman sekaligus musuh yang harus dihindari.
Maulana Jalaluddin Rumi pernah mengatakan : “Jika kau terapkan pengetahuan hanya pada jasadmu saja, makai ia akan menjadi ular yang berbisa. Tapi bisa kau terapkan ia pada hatimu, ia akan menjadi temanmu yang senantiasa menuntunmu”
Fitrah individu seseorang tidak lepas dari ketidaksamaan pendapat antar sesama. Agama mengajarkan kita untuk saling mengasihi, menyayangi bahkan melawan penindasan.
Seiring majunya teknologi, memudahkan kita mengakses berita. Berita, wacana dan opini berseliweran bebas. Tidak jarang tanpa memperhatikan kaidah. Bahkan terindikasi palsu alias hoax.
Berita palsu ini bisa jadi akar konflik. Menumbuhkan konflik berkepanjangan. Melebar ke isu sara, kekerasan bahkan ke ranah hukum lainnya. Hal ini bahaya jika tidak segera ditanggulangi.
Berita Hoax Menyerupai Fitnah
“Fitnah lebih kejam dari pembunuhan” kira-kira kata tersebut yang sering kita dengar. Dampak sosial maupun moral yang ditimbulkan pun sangat parah akibat adanya hal ini. Berita hoax atau berita palsu memang harus ditangani dengan serius. Dalam kajian sosiologis, orang yang sering terkena hoax cenderung arogan dan pemarah. Apalagi jika hal tersebut berkaitan dengan keyakinan atau agama.
Tak sedikit kasus yang muncul akibat fitnah atau hoax ini yang berakhir dengan merengut nyawa orang lain. Dalam Islam, Rasulullah SAW mencontohkan agar kaumnya menghindari dengki, iri, dendam, penipuan juga pembunuhan. Kenyataannya berita bohong atau hoax bagai pisau siap menerkam.
Sudah saatnya bagi para generasi muda menjadi seorang yang cerdas dalam bermedia. Dalam skala sehari-hari, semisal, seperti update status, story maupun dalam membuat tulisan di blog. Memang itu adalah hal yang sepele, akan tapi dampaknya besar. Ada berapa teman dalam sosial media kita? Ada berapa peluang orang yang akan membaca atau hanya sekedar meng-like status tersebut? Kalau berita hoax yang disebar, ada berapa orang kemakan?
Kebenaran atau Berita Hoax
Memastikan sebuah kebenaran dalam berita memang sulit. Apalagi mengkajinya secara mendalam dan detail. Kita harus respon cepat situasi ini. Agar berita tersebut tidak segera menimbulkan dampak yang lebih berbahaya. Cara yang paling mudah adalah dengan dialektika sistematis dalam menanggapi hal tersebut. Semisal lewat komentar maupun diskusi dalam sebuah lingkaran-lingkaran kecil.
Cara lain menjadi pengguna sosial media yang baik adalah dengan menambah pengetahuan. Membaca adalah jendela dunia. Orang yang berilmu jelas tidak akan mudah menghakimi, mengiyakan atau mentidakkan sebuah berita. Jika penjelasan atau narasi dalam sebuah berita terdapat ketidaksinambungan, bisa memastikan bahwa hal tersebut tidak benar adanya. Rasionalisasi sistem penjelasan yang bagus adalah salah satu ciri tulisan yang baik.
Meningkatkan Literasi
Membaca, diskusi dan aksi adalah satu kesatuan. Jika bebas memaknainya sebagai suatu tanpa batas maka tak akan pernah ada rasa hormat dan menghargai. Bebas atau kebebasan yang sesungguhnya adalah kebebasan yang dibatasi oleh kebabasan orang lain. Begitupun dalam bermedia dan menyampaikan berita. Jika dirasa apa yang disampaikan dapat menimbulkan sebuah dampak yang negatif, sudah seharusnya untuk segera ditanggulangi. Dengan menanggapi secara logis, dengan berbahasa yang baik, lembut namun tidak mengurangi. Kritis tapi penuh solusi.
Sikap kritis adalah suatu hal yang baik jika mengutarakannya dengan cara yang tepat. Hendaknya menyampaikan dengan baik, lembut, dan mengandung unsur-unsur yang kontruktif. Bukan dengan tanggapan yang ingin menjatuhkan lawan. Misal menggunakan cara-cara yang tidak baik, bahasa kasar atau bahkan kata yang tidak pantas.
Itulah alasan kenapa salah satu tujuan agama Islam adalah memperbaiki dan membangun akhlak. Tulisan adalah salah satu cerminan akhlakmu. Jika mulutmu adalah harimaumu, maka tulisanmu adalah pedangmu. Ketidaksetujuan adalah hal wajar, namun menjatuhkan lawan dengan hal yang tidak pantas adalah bukti bahwa kita tidak mampu seperti dirinya.
Tinggalkan Balasan