Cara Yogyakarta Peringati Hari Lahir Pancasila
Selain kota pendidikan, Yogyakarta dapat kita kategorikan ke dalam kota keragaman. Banyaknya pendatang dari luar, dengan beragam motif, memberikan kenyataan bahwa kota ini sangat majemuk. Dengan begitu, tidak berlebihan kalau kita mengatakan kota ini sebagai Indonesia mini. Bukan dalam arti negara dalam negara, melainkan kemajemukan Indonesia bis akita temukan di sini.
Tepat pada Hari Lahir Pancasila (1 Juni 2024), kota ini menggelar parade etnik. Acara tersebut dipersiapkan jauh-jauh sebelumnya sebagai peringatan hari istimewa itu. Pihak yang menggagas kegiatan ini adalah Badan Kesbangpol (Bakesbangpol) Kota Yogyakarta. Tidak sendirian melainkan menggandeng Forum Pembauran Kebangsaan (FKP) kota.
Peringatan Hari Pancasila
Terhitung 10 kontingan mewakili daerah masing-masing tampil sepanjang jalan Malioboro. Titik tolak kegiatan ini adalah Kantor DPRD DIY hingga finis di Kawasan Titik Nol Kilometer. Daerah yang tampil pada kegiatan tersebut antara lain DIY, Sumbar, Maluku, Sulawesi, Kepri, Papua, Bali, Kaltim hingga etnis Tionghoa.
Sebagaimana warta Harian Jogja event ini merupakan sarana untuk mengelola keberagaman. Sehingga terjadi pembauran antar suku, ras, golongan dan etnis. Menarinya, parade ini bukan pertama kalinya. Tercatat sejak dari tahun 2019 rutin terselenggara parade tersebut. Meski di pamflet yang tersebar waktu start jam 17.30 WIB, nyatanya parade baru mulai sekitar 18.30 WIB.
Drumband AAU menjadi pemantik egiatan dengan tajuk Parade Seni Budaya dan Budaya Lintas Suku dan Etnis ini. Gita Dirgantara dan Purna Paskibraka kemudian menyusul di belakangnya. Setelahnya, kontingen setiap daerah berjalan dengan jarak cukup Panjang antara satu dengan lainnya. Muulai dari kontingen DIY hingga penutup oleh etnis Tionghoa.
Menuju Kota Ramah Keberagaman
Dalam sambutannya, Sugeng Purwanto (Pejabat Wali Koto Yogyakarta) mengangat topi untuk kegiatan ini. Ia terang-terangan bahwa agenda ini bermakna sangat dalam untuk kebinekaan dan keragaman yang ada di Yogyakarta. Lebih-lebih bagi Ikatan Pelajar dan Mahasiswa (IKPM) dari berbagai provinsi. Mengingat bahwa acara ini melibatkan mahasiswa dari lintas daerah tersebut untuk tampil.
Nindyo Dewanto selaku kepala Kesbangpol berharap parade ini menjadi bukti bahwa Kota Yogyakarta ramah keberagaman. Ia juga berharap agar kota ini menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi etnis, suku dan golongan apa pun. “Ini merupakan upaya agar Yogyakarta tetap kondusif” tutupnya.
Tinggalkan Balasan