free page hit counter

Srawung Damai 2 ; Pelatihan Mobile Journalism dan Pemanfataan AI dalam Pembuatan Konten

Srawung Damai 2 ; Pelatihan Mobile Journalism dan Pemanfataan AI dalam Pembuatan Konten

Contents

Poster Workshop Srawung Damai#2

Duta Damai Yogyakarta telah melaksanakan kegiatan Workshop “Srawung Damai 2 pada hari Minggu, 17 April 2023. Kegiatan ini diselenggarakan secara luring di Ruang Sidomukti Ballroom, Grand Keisya Yogyakarta. Kegiatan ini juga telah diikuti oleh 47 orang yang terdiri dari forkom duta keistimewaan, serta komunitas keagamaan.

Workshop ini mengangkat tema “Pelatihan Mobile Jurnalism dan Pemanfataan AI (Artifical Inteligence) dalam Pembuatan Konten.” Pada Kegiatan Workshop ini juga turut menghadirkan 2 pembicara yaitu, kak Farabi Ferdiansah sebagai seorang pegiat literasi yang sekaligus seorang Jurnalis TV dan kak Qowiyul Amin sebagai seorang Graphic Designer sekaligus sebagai anggota duta damai tahun 2018.

Selain itu, kegiatan Workshop ini dibawakan oleh kak Ubai dari Duta Damai Yogyakarta. Sebelum acara dimulai kegiatan ini dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh kak Sekar. Selanjutnya, kegiatan ini juga secara resmi dibuka oleh Inspektur BNPT RI, Catur Imam Pratignyo, S.E. Dalam Pidatonya, beliau menyampaikan bahwa generasi muda harus mampu memanfaatkan kemajuan informasi secara bijak, sehingga generasi ini mampu memerangi konten radikal dengan ikut meningkatkan konten positif di media sosial.

Pemaparan Materi Mobile Journalism

Penyampaian materi oleh Farabi Ferdiansah tentang Mobile Journalism

Kegiatan ini dilanjutkan dengan pemaparan materi dari pembicara pertama, yang menyampaikan mengenai Mobile Journalism. Dalam materinya beliau menyampaikan mengenai definisi Mobile Journalism, yang mana konten itu bisa diproduksi, diproses dan dipulikasi hanya menggunakkan smartphone. Selain itu, ia juga turut menyampaikan perbedaan seorang content creator dengan seorang jurnalis. Ia menambahkan bahwa, seorang content creator mungkin saja bisa membuat berita hanya untuk menjadi viral, tetapi seorang jurnalis perlu mempertimbangkan informasi dan edukasi dari berita yang  ia bawakan. Tambahnya, seorang jurnalis juga perlu untuk memiliki news values dan nilai-nilai jurnalisme. Pada penutup ia juga turut menyampaikan bahwa seorang jurnalis, perlu untuk mengedepankan fakta dan etika dalam menyampaikan suatu informasi.

Sesi Diskusi Materi Mobile Journalism

Setelah Pemaparan materi dari narasumber pertama, kegiatan ini dilanjutkan dengan sesi diskusi oleh ketiga peserta workshop. Peserta pertama, menanyakan mengenai cara seorang jurnalis untuk beradu kecepatan dalam menyampaikan sebuah berita dengan media berita lainnya, sedangkan seorang jurnlis perlu untuk memverifikasi berita tersebut. Hal ini kemudian dijawab oleh narasumber pertama, ia menyampaikan bahwa seorang jurnalis perlu terus mengupdate berita yang ia sampaikan. Kemudian peserta kedua menanyakan mengenai, sebuah istilah “seorang jurnalis itu boleh salah, tetapi tidak boleh bohong.” Kemudian hal ini dijawab oleh narasumber kedua, dengan mengilustrasikan berita Ratna Sarumpaet yang kerap kali diberitakan dipukuli padahal kenyataanya ia melakukan operasi plastik. Seorang narasumber dan jurnalis adalah manusia yang mungkin bisa melakukan kesalahan dalam menyampaikan informasi tetapi prinsip pertama seorang jurnalis adalah pada kebenaran dan fakta sehingga ia tidak bisa berbohong. Ia juga harus mempertanggungjawabkan loyalitas pembacanya, supaya mereka tidak meninggalkan media yang kita miliki. Selain itu, yang harus menjadi perhatian seorang jurnalis, yakni kaidah – kaidah penulisan berita dan nilai dari berita itu sendiri. Selain itu, Seorang jurnalis harus bisa memposisikan sudut pandang berita yang ditampilkan dan harus memastikan bahwa setiap berita itu bernilai informasi.

Pemaparan Materi Artificial intelligence

Penyampaian Materi oleh Qowiyul Amin tentang Artificial intelligence

Selanjutnya, workshop ini masih berlanjut dengan pemaparan oleh narasumber kedua yang dibawakan dengan tema Artifical Inteligence. Pada kesempatan itu, ia menyampaikan mengenai tugas AI (Artifical Inteligence) yang bisa memudahkan tugas manusia. Selain itu ia juga menyampaikan mengenai Machine Learning yang bisa membawakan teks yang dimasukkan sesuai dengan perintah manusia. Salah satu perusahaan amerika bernama, Open AI juga sering digunakan oleh civitas universitas di Indonesia, disebabkan terdapat beberapa mahasiswa yang hanya mengandalkan AI untuk menyusun tugas akhir mereka. Kemudian, terdapat chatGPT yang memberikan jawaban ketika manusia memberikan jawaban dari perintah atau pertanyaan yang dimasukkan oleh manusia. Ia juga menambahkan mengenai Adobe AI yang bisa mengurangi kebisingan suara dan menghasilkan suara layaknya di studio. Pada penutup, ia turut menyampaikan bahwa adanya AI ini, juga membuat biaya produksi konten menjadi murah karena narasi sebuah video bisa dibuat melalui AI. Akan tetapi, sebagai manusia kita tidak bia bergantung sepenuhnya pada AI dan terus belajar dan harus terus berinovasi.

BACA JUGA : Webinar Kebangsaaan Hari Perdamaian Internasional

Sesi Diskusi Materi Artificial intelligence

Setelah pemaparan narasumber kedua, sesi tanya jawab dibuka dan beberapa perserta mulai bertanya mengenai bagaimana cara manusia bisa tetap mengungguli AI, dan bagaimana cara pendidik meyakinkan murid untuk mengembangkan kreativitas mereka. Hal ini kemudian, langsung dijawab oleh narasumber kedua, bahwa manusia bisa tetap mengungguli AI dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi entah dengan gaya editing atau dari gaya penyampaian yang menjadi ciri khas suatu konten. Terkait materi ini, narsumber kedua, kak Farabi, juga ikut menambahkan supaya hidup manusia tidak dikendalikan oleh AI, manusia bisa berkolaborasi, karena hadirnya AI ini tujuannya untuk mempermudah kehidupan manusia dan bukan mengancam khidupan manusia

Sesi Diskusi Materi Artificial intelligence

Setelah pemaparan narasumber kedua, sesi tanya jawab dibuka dan beberapa perserta mulai bertanya mengenai bagaimana cara manusia bisa tetap mengungguli AI, dan bagaimana cara pendidik meyakinkan murid untuk mengembangkan kreativitas mereka. Hal ini kemudian, langsung dijawab oleh narasumber kedua, bahwa manusia bisa tetap mengungguli AI dengan mengembangkan kreativitas dan inovasi entah dengan gaya editing atau dari gaya penyampaian yang menjadi ciri khas suatu konten. Terkait materi ini, narsumber kedua, kak Farabi, juga ikut menambahkan supaya hidup manusia tidak dikendalikan oleh AI, manusia bisa berkolaborasi, karena hadirnya AI ini tujuannya untuk mempermudah kehidupan manusia dan bukan mengancam khidupan manusia.

Selanjutnya, acara ini ditutup oleh Kol. Mar. Edy. Cahyanto mengucapkan terima kasih karena acara telah berjalan dengan lancar. Ia berharap, semoga ilmu yang disampaikan oleh kedua narasumber bisa bermanfaat dan ia berpesan supaya setiap peserta bisa ikut menyuarakan perdamaian untuk menangkal intoleransi dan radikalisme.

Setelah keseluruhan acara berakhir, acara ini ditutup dengan mengumumkan penanya terbaik dan kegiatan ini secara resmi diakhiri dengan foto bersama dengan narasumber dan seluruh peserta

Foto bersama narasumber dan peserta

Share this post

Comment (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *