Adakah Sisi Positif Dibalik Wabah Corona?
Kecemasan dan kepanikan terjadi di seluruh penjuru dunia, setelah wabah Corona (Covid-19) mulai menyebar ke negara-negara lain semenjak kejadian pertama di Wuhan.
Virus ini menyebar bak air bah yang menerjang semua tanpa pandang bulu. Bagi yang terkena, jika tidak diambil tindakan yang tepat, bisa berujung kematian. Terlebih lagi bahwa virus ini belum ada vaksin nya.
Dampak Jelas yang ditimbulkan corona tidak hanya dari aspek psikologis semua orang, tetapi juga telah meruntuhkan ekonomi di banyak negara. Ekonomi global terancam dan mengalami perlambatan. Bahkan ada beberapa negara yang terancam akan terjadi resesi karenanya.
Dari sekian efek luar biasa negatif yang ditimbulkan virus covid-19, masih adakah dampak baik atau sisi positifnya?
Samuel Paul Veissière Ph.D, seorang ilmuwan kognitif dan antropolog interdisipliner mengatakan bahwa ketakutan yang berlebihan dalam kondisi wabah corona justru akan sangat merugikan. Ketakutan ini bisa menimbulkan kerawanan ekonomi, sosial serta psikologis tanpa disadari.
Ketakutan yang berlebihan akan mengakibatkan situasi menjadi sulit, terutama ketika informasi valid tentang kondisi sebenarnya akibat dampak virus corona, bersanding dengan berita-berta hoax yang ramai bertebaran di media sosial. Jika filter yang dimiliki seseorang tidak bekerja dengan baik akibat kepanikan, maka situasi yang terjadi dapat menempatkan orang dalam kondisi rentan.
Walaupun demikian, Veissière menegaskan juga bahwa wabah covid-19 ternyata juga membawa banyak sisi positif. Salah satunya, adalah berita baik bahwa ada sangat banyak pasien yang mampu sembuh.
Ternyata, dari sekian hal buruk yang terjadi, selalu saja muncul serangkaian peristiwa positif yang menyertai dan muncul secara tidak terduga.
Seseorang terkadang terlalu menganggap remeh sesuatu. kita biasanya acuh atau tidak menaruh perhatian, mengingat bahkan menghargai sesuatu sampai hal yang tidak kita perhatikan tersebut hilang bahkan hancur dari hadapan.
Sebagai contoh, seorang yang mengidap penyakit pernafasan seperti asma yang tahu sulitnya bernapas, pasti akan sangat menghargai udara serta memperhatikan kesehatan paru-paru. Hal lain, misalnya dengan saudara-saudara kita yang tidak memiliki anggota tubuh lengkap. Mereka akan juga sangat menghargai hal-hal yang berhubungan dengan kebebasan bergerak.
Dari sebuah kecelakaan kecil, kita jadi teringat orang yang kita cintai. Keadaan ketidakmampuan yang terjadi akibat virus Corona ini pun dapat dengan mudah memicu solidaritas banyak teman serta kerabat untuk yang menawarkan bantuan.
Wabah, bencana, penyakit ataupun kecelakaan, bisa menjadi berkah karena kejadian ini menyatukan keluarga, sahabat maupun komunitas.
Virus covid-19, telah mengingatkan dan mengajarkan umat manusia untuk lebih memperhatikan kesehatan. Lebih banyak bersyukur pada apa yang sudah Tuhan berikan atas kesehatan dan kesempurnaan tubuh.
Bersyukur Bahwa kita adalah bagian dari rantai kompleks setiap kegiatan kehidupan yang terjadi sehari-hari di masyarakat, yang tanpa orang lain kita tidak bisa hidup sendiri. Menjaga satu sama lain adalah sesuatu yang paling mungkin dilakukan spesies yang disebut “manusia” ini, untuk dapat bertahan hidup dan melawan setiap rintangan. Wabah Corona (covid-19) ini juga mengingatkan kita kembali akan betapa berharganya setiap pribadi.
Dari berita yang hadir dari seluruh belahan dunia, banyak negara yang mulai saling membantu, ber gotong-royong, bekerja sama dengan negara lain tanpa lagi melihat sekat dan batas negaranya. Ini menjadi kejadian kemanusiaan luar biasa yang akan dicatat sepanjang sejarah.
Banyak orang dengan suka rela membantu orang lain, gegas dan tanggap dalam melindungi yang lemah, orang asing, bahkan terhadap orang yang diangap musuh sekalipun. Inilah sekarang yang juga terjadi dengan Israel dan Palestina.
Ternyata pandemi pun bisa menawarkan peluang untuk menyatukan umat manusia untuk bersama-sama melawan ancaman, tanpa lagi memperhatikan suku agama dan ras.
Dari sini, Kita semua manusia akan belajar pentingnya untuk tetap terhubung dengan orang lain dengan tetap memperhatikan keselamatan diri sendiri.
Selain itu, ada juga hal baik lain sebagai akibat hadirnya wabah corona atau covid-19 yang bisa kita rasakan. Selama ini, kita disibukkan dengan aktifitas sehari-hari yang terkadang terasa “over dosis”, menyita waktu dan tenaga.
Wabah ini membantu kita untuk sedikit rehat, jeda dari kerja keras dan produktivitas berlebih. Sebab kita terpaksa harus mengkarantina diri.
Walaupun dalam situasi terpaksa, namun banyak orang mulai merasakan, bahwa mereka memiliki waktu lebih untuk beristirahat, menjalankan hobi dan menikmati quality time bersama keluarga dan orang-orang terkasih.
Ada juga peningkatan tajam perbaikan kualitas udara dengan emisi karbon yang mencapai titik terendah setiap hari. Hal ini pasti juga mengingatkan kita akan kerusakan yang sudah manusia lakukan, dan sekaligus menunjukkan pada kita cara untuk memperbaikinya.
Ada waktunya segala sesuatu dapat kita lakukan sesuka hati, berlarian bebas dibawah mentari. Ada kalanya juga saat-saat kita harus menahan diri, bahkan hanya untuk sekedar berdiri. Terasa sulit memang, menerima bahwa saat ini, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah tetap di rumah. Semua ini dilakukan untuk menyelamatkan hidup dan saling menjaga satu dengan yang lain. Bersyukur, akan lebih terasa mendamaikan dalam masa-masa sulit. Yakin akan terbit pelangi indah dan mentari hangat yang menyapa setiap pribadi.
Comments (2)
Pandemi datang seolah-olah sebagai pembawa peringatan. Semoga setelah badai ini, kita semua tidak melupakan bahwa saling kasih mengasihi adalah anugerah indah
Betul mbak min..😊