Agama dan Krisis Toleransi
Agamamu apa?
Suka heran sama orang-orang yang suka menanyakan “kakak agamanya apa?”, “Mukanya Kristen”, “kalau kakak Islam aku bakalan follow” di kolom komentar sosial media? Benarkah agama bisa dipandang dari wajah atau pakaian?
Itu hanya beberapa pertanyaan saja yang kerap kali dituliskan oleh pengguna sosial media. Saya sering menemui hal tersebut di sosial media Tiktok karena kebetulan saya pengguna pasif Tiktok.
Tau gak sih hal-hal yang seperti ini yang seringkali merusak perdamaian, menodai Bhineka Tinggal Ika dan Pancasila.
Walaupun sebenarnya komentar-komentar tersebut hanya dituliskan oleh orang-orang yang masih berpikiran sempit atau bahkan akun palsu, masih banyak pengguna sosial media yang pemahaman akan perdamaian, perbedaan, toleransi kurang, jadi ikut-ikutan terjerumus.
“Tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu”. (Gus Dur)
Tidak seperti kutipan Alm. Bapak Abdurahman Wahid, pengguna sosial media sekarang ini walaupun seseorang sudah berbuat sebaik apapun pasti masih akan ditanya “Kakak agamanya Islam apa Kristen?”.
Dewasa ini toleransi umat beragama mengalami krisis. Sejatinya agama ada juga untuk membimbing dan mengarahkan umat manusia agar berbuat baik dan taat kepada aturan-aturan dasar dalam agama yang di peluknya. Setiap agama di dunia pastinya selalu mengajarkan kebaikan kepada pemeluknya.
Saya rasa hal ini perlu adanya wawasan yang mapan tentang keberagaman. Peran pemuka agama juga sangat penting disini. Yuk mulai dari diri kita dulu, tidak perlu melihat agama seseorang dulu baru kita menghargai orang tersebut. Alangkah indahnya Indonesia tanpa pertanyaan “Kakak Islam atau Kristen?”.
Kita dalam hidup ini sedang belajar. Belajar tentang banyak hal. Tentang perbedaan. Tentang rasa. Tentang kenyamanan. Kita tidak sedang berlomba untuk menjatuhkan. Pun tidak sedang pamer siapa pemilik kesempurnaan. (mini 2020)
“Agamamu apa?”, pada suatu hari pertanyaan ini sangat dibutuhkan. Tapi pada saat yang lain, pertanyaan ini hendaknya disimpan baik-baik. Menanyakan agama kepada orang lain tidak salah kok selama kita paham posisi kita pula sejauh mana pertanyaan itu penting dilontarkan. Misal kita sedang merasa jatuh cinta pada seseorang, sering kita ingin tahu banyak tentangnya. Tapi bertanya agama orang lain dengan maksud men-judge adalah bukan sebuah kesatria. (Mini 2020)
Tinggalkan Balasan