Lima Dasar Kebenaran Mengenali Diri Sendiri
Contents
Akhir-akhir ini saya membaca kembali suatu kitab yang menarik tentang suatu cerita klasik dari India Kuno. Mungkin anda pernah mendengar atau membacanya bahkan saya kira tidak sulit bagi kita untuk mendapatkan sumber ini dari berbagai cara, salah satunya melalui film.
Cerita ini adalah Mahabharata yang memiliki kisah perseteruan antara kebenaran dan kebatilan, persaudaraan dan permusuhan, bahkan tipu muslihat dan kejujuran. Selain itu melalui kisah ini saya juga belajar mengenai Lima Dasar Kebenaran yang tentunya menjadi tema pokok dalam tulisan ini.
Setidaknya ada dua arus utama dalam kisah ini yaitu Pandawa dan Kurawa yang sejatinya merupakan saudara dari satu generasi di wilayah Kurukshetra.
Perselisihan mereka adalah semacam latar utama dalam Mahabharata. Perebutan harga diri dan kuasa adalah penyebab utama bagi permusuhan antara dua saudara tersebut.
Urgensi Lima Dasar Kebenaran
Dari kisah ini kita tahu bahwa Pandawa yang merupakan lima bersaudara dapat mengalahkan Kurawa yang berseratus saudara dalam pertempuran Bharatayuddha.
Namun dalam ulasan ini, saya tidak akan membahas mengenai dinamika perselisihan diantara kedua saudara.
Saya hanya akan membahas secara singkat mengenai lima nilai dasar kebenaran dan relevansinya dengan kehidupan saat ini.
Munculnya perilaku intoleransi juga saya kira merupakan salah satu gejala kecil dari mulai menjauhnya manusia dari kebenaran. Kesetaraan dan hak antar umat manusia pun semakin bias ketika kita memasuki kehidupan modern dewasa ini. Hal ini akhirnya juga berakibat pada kekeliruan kita terhadap makna keadilan dan kemanusiaan yang sesungguhnya secara kodrat seharusnya kita miliki.
Mengenali diri sendiri merupakan kunci sebenarnya dari lima dasar kebenaran yang sedang kita pahami. Namun kita menyadari bahwa sampai saat ini pengenalan terhadap diri sendiri sepertinya masih belum kita miliki. Bahkan kita seolah sibuk mencari jawaban atas pengenalan diri melalui orang lain yang sesungguhnya juga sedang mencari hal serupa. Dalam konteks ini misalnya, dalam setiap tindakan yang kita lakukan lebih banyak bertujuan untuk mencari atensi umum daripada melakukannya atas dasar pengenalan diri.
Seringkali kita berselisih hanya atas dasar kebutuhan terhadap pengakuan orang lain. Maka dari itu kita memerlukan lima dasar kebenaran sebagai jalan pemahaman dan pengenalan diri daripada mempersoalkan sesuatu yang batil. Melalui pengetahuan kita dapat mengetahui antara yang batil dengan yang bermanfaat, sedangkan melalui cinta kita dapat mencapai kedamaian. Keadilan juga diperlukan sebagai syarat kebenaran dapat dicapai. Sementara Pengabdian dan Kesabaran merupakan dua aspek penting dalam upaya untuk mencari jati diri melalui kerja keras.
Relevansi dengan Kehidupan Sosial
Kelima dasar kebenaran tersebut sebaiknya perlu kita periksa kembali ke dalam diri kita. Usaha tersebut tidak lain adalah untuk mencapai pengenalan diri sehingga kita tidak mudah terbiaskan oleh kesalahpahaman terhadap kehidupan maupun orang lain. Setiap kehidupan memiliki tujuannya masing-masing sehingga tidak sepatutnya kita mudah menyalahkan bahkan menghina orang lain. Fenomena ini yang memang seringkali saya jumpai di berbagai platform sosial. Seperti ketika seseorang yang telah melakukan suatu kesalahan lalu sudah tidak lagi dianggap memiliki nilai kemanusiaan oleh publik sehingga diperlakukan lebih buruk bahkan hina. Keinginan untuk merendahkan orang lain serta keserakahan inilah yang pada akhirnya selalu memicu suatu konflik dan perpecahan. Dan semua perbuatan itu lagi-lagi disebabkan oleh keinginan akan perhatian dan jawaban atas eksistensi diri yang sesungguhnya tidak dapat dicapai dengan cara tersebut.
Ketika seseorang sudah memiliki pandangan bahwa dirinya lebih tinggi daripada orang lain maka lima dasar kebenaran tadi perlu diperiksa kembali. Sebab barangkali salah satu atau beberapa dari unsur tersebut telah menghilang dari prinsip atau implementasi hidupnya sehingga upayanya untuk mencapai kebenaran dan pengenalan diri tidak pernah tercapai.
Mengenali Diri Sendiri
Maka dari itu penting bagi kita untuk memahami diri sendiri setidaknya melalui lima dasar kebenaran tersebut. Saya pikir pemahaman terhadap kelima dasar kebenaran juga tidak seharusnya dipisahkan namun sebaliknya justru perlu dikomprehensifkan.
Untuk memahami setiap unsur dari lima dasar tersebut kita juga perlu unsur lainnya, misalnya jika ingin mendapat pengetahuan maka memerlukan cinta, keadilan, pengabdian, dan kesabaran begitupun sebaliknya.
Dengan demikian niscaya kepribadian yang baik akan terbentuk dan kita senantiasa menjadi manusia yang terhindar dari segala macam kebatilan, kekeliruan serta perpecahan.
Tinggalkan Balasan