Panduan Menyayangi Orang Tua Saat Corona Mulai Menyebar
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan rasa sayang terhadap seseorang. Mengisolasi diri sendiri adalah salah satu di antaranya.
Corona menjadi buah bibir yang sedang hangat dibicarakan oleh semua orang di seluruh dunia hari ini. Sebagai sebuah virus yang ditakuti karena gejalanya yang nampak sama dengan demam biasa, corona hadir sebagai mimpi buruk dari para kapitalis. Meski di sisi lain ia menjadi angin segar bagi orang-orang yang peduli lingkungan, sebab nyatanya, mau tidak mau harus diakui bahwa corona berhasil membuat banyak orang mendekam di rumah dan tidak memenuhi jalan dengan kendaraan yang menghasilkan polusi tiap saat. Sehingga jika kamu sadar, sekarang di beberapa kota besar kamu sudah bisa melihat langit bersih pada pukul 1 siang. Hal yang tentu mustahil untuk kamu temukan pada hari-hari biasa.
Tapi benar-benar luar biasa corona ini. Selain banyaknya perusahaan yang telah menghimbau karyawannya untuk bekerja remote dari rumah masing-masing, insititusi pendidikan juga dibuat kelabakan. Mereka terpaksa mengeluarkan surat keputusan yang terburu-buru—meminta mahasiswanya libur dua minggu hingga satu semester penuh, mengerjakan tugas secara online, bahkan menyuruh untuk pulang ke rumah orang tua masing-masing. Masalah baru timbul ketika mahasiswa yang kebanyakan berkuliah di kota-kota besar, kota yang telah ditemukan pasien positif corona, benar-benar mengikuti anjuran kampus untuk pulang. Berpindah dari kota menuju ke daerah yang mungkin hanya ada puskesmas atau rumah sakit kecil dengan alat yang tidak memadai untuk mengidentifikasi corona.
Coba kamu pikir sejenak. Penanganan corona di kota-kota besar saja sudah ngos-ngosan, apalagi jika ia masuk ke daerah-daerah, seperti Wajo di Sulawesi Selatan atau Desa Tulang di Kabupaten Karimun Kepulauan Riau yang menghabiskan waktu cukup lama untuk sampai ke kota besar saat ada masyarakatnya yang menunjukkan gejala corona. Imbauan beberapa kampus yang menyuruh mahasiswanya pulang akan berbahaya sekali bagi orang-orang di daerah, bagi para anggota keluarga mahasiswa ini, bagi masyarakat sekitar. Mengingat orang yang berusia tua plus memiliki imun yang lemah adalah mereka yang paling rentan untuk terjangkit virus corona, sebab pernapasan merekalah yang diserang. Jadi orang tua yang memenuhi syarat di atas akan semakin berpotensi, dan tentu ini menjadi hal yang miris ketika yang menularkan adalah anaknya sendiri.
Jadi jika kamu adalah mahasiswa yang merasa ini menjadi waktu yang tepat untuk pulang ke rumah, menyaksikan senyum orang tua yang hangat, serta memakan semua makanan yang lezat, sebab kampus libur, maka tolong pertimbangkan lagi. Kamu tidak tahu apakah orang yang kamu temui di kafe, warkop, atau burjo beberapa hari yang lalu benar-benar sehat dan terbebas dari virus corona ini. Kamu tidak tahu apakah orang yang kamu jabat kemarin rajin mencuci tangannya sebelum memegang daerah wajah. Karena kamu serba tidak tahu, maka langkah terbaik yang bisa kamu ambil adalah dengan mengisolasi dirimu sendiri di rumah, kontrakan, atau kosan. Jangan pulang, jangan temui orang tuamu, jangan buat mereka berpotensi tertular apapun yang bisa kamu bawa ke rumah.
Cara semacam itu setidaknya bisa menunjukkan rasa kasih sayangmu pada mereka. Rasa kasih sayang tidak melulu harus bertemu langsung, bukan? Nah, di sinilah kamu menunjukkan baktimu sebagai anak. Setidaknya jika kamu tidak suka dengan konsep anak sebagai investasi orang tua, kamu masih bisa melihat orang tuamu sebagai entitas manusia yang berhak sehat tanpa terpapar virus apapun dari orang di sekitarnya. Sementara itu, kamu sendiri dapat memulai langkah awal untuk menjaga kesehatan dengan membatalkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu di ruang-ruang publik atau di mana pun yang mengharuskanmu bertemu dengan banyak orang. Jika bisa, masaklah makananmu sendiri. Hindari membeli makanan dari warung yang memajang sayur dan lauknya secara terbuka. Cucilah alat makan di dapur kosanmu sebelum digunakan. Jangan lupa untuk rajin mencuci tangan dengan sabun setidaknya 20 detik, memakai masker saat sedang flu, dan ayolah jangan sentuh lagi daerah wajahmu dengan tangan telanjang. Selain bisa mempercepat penularan corona, kamu pun bisa jerawatan!
Jadi mari kita sama-sama menjaga diri mulai hari ini. Biarkan saja orang-orang mengatakan kita sombong karena tidak mau lagi cipika-cipiki dan bersalaman. Biarkan saja orang-orang mengatakan kita lebih takut virus dibanding Tuhan karena tidak mau lagi datang ke tempat ibadah. Sungguh mereka tidak tahu dan mungkin saja tidak peduli pada apa yang harus kita hadapi bila positf corona, hanya karena lebih mementingkan omongan orang dibanding kesehatan sendiri.
Comments (2)
[…] yang dilandaskan pada cinta kasih, adalah solusi dan harapan bagi kita semua bangsa Indonesia untuk keluar dari sekat-sekat suku, […]
[…] yang dilandaskan pada cinta kasih, adalah solusi dan harapan bagi kita semua bangsa Indonesia untuk keluar dari sekat-sekat suku, […]