From Jogja With Love
From Jogja With Love
Kita telah sampai pada sepertiga dari bulan April 2020. Namun ternyata pandemi covid-19 masih jadi bahasan yang santer. Tersiar tidak hanya dari corong masjid namun juga media masa yang update bahkan nyaris hampir setiap menit.
Telah berbulan-bulan corona virus mampir membawa tak hanya petaka tapi juga keresahan yang sulit untuk dilibas. Tidak sedikit imbauan juga peraturan baru ditetapkan, sebut saja lockdown lokal. Namun tetap saja seolah semua yang diupayakan itu nyaris tak tampak hasilnya. Kita serupa menumpahkan segelas air di hamparan gurun pasir. Menguap tanpa ada sisa.
Seperti halnya sebuah kejadian, covid-19 hadir juga diikuti dengan dampak-dampaknya. Baik itu dampak positif mau pun negatif. Memang ada dampak positif corona? Tentu saja ada, salah satunya adalah polusi yang semakin berkurang. Di media masa jelas kita bisa melihat berita tentang ini. Bagaimana kawasan di Eropa semakin sejuk, sungai-sungai jernis dan dari pantauan satelit NASA tampak Bumi yang lebih ‘sehat’ dibanding bulan-bulan sebelumnya. Dampak postif yang lain bisa jadi kita semakin akrab dengan anggota keluarga pula semakin sadar tentang pola dan gaya hidup sehat.
Baca juga tentang positif corona
Namun tidak bisa dipungkiri dampak negatif dari corona virus ini menjadi sorotan paling banyak. Mulai dari melemahnya perekonomian negara, tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara yang terjangkir virus ini otomatis sektor ekonomi terguncang hebat. Disektor industri kita mendengar tentang pemutusan hubungan kerja, atau merumahkan karyawan karena perusahaan tidak lagi bisa beroperasi. Covid-19 juga melumpuhkan bidang pendidikan. Kampus dan sekolah tutup dan menggantinya dengan kelas online (yang ternyata memicu banyak kendala). Sektor agraria juga terguncang dengan pandemi ini. Ada barang namun tidak ada proses distribusi mengakibatkan jungkir balik harga. Pun dibidang pariwisata, corona virus telah sukses membuat industri wisata tak hanya lesu namun terancam gulung tikar.
Sejak awal Maret di Yogyakarta sediri telah banyak obyek wisata ditutup. Penerbangan terkena imbas. Pula perhotelan mulai terguncang. Banyak hotel yang terpaksa membanting harga dengan memberi penawaran promo khusus untuk menarik pengunjung. Namun tidak serta merta calon costumer datang. Sebab banyak orang memilih untuk stay at home dibanding menghabiskan waktu di hotel. Lebih-lebih kewaspadaan tinggi mengingat di hotel sering dipakai untuk kumpul para wisatawan asing.
Dalam suasana prihatin karena dampak pandemi covid-19, maka beberapa hotel berbintang di Yogyakarta (lebih dari 50 hotel) menggelar aksi kepedulian bertajuk ‘From Jogja With Love’. Yaitu sebuah aksi dengan menyalakan lampu hotel dengan membentuk logo menyerupai hati. Aksi ini dilakukan secara serentak pada tanggal 4 April 2020 mulai pukul 19.00 – 21.00.
Dengan aksi ini para penggiat dunia perhotelan ingin menyuarakan semangat bagi semua masyarakat khususnya Yogyakarta untuk tetap bahu membahu dan jangan mudah kalah dalam mengatasi pandemi corona. Selain aksi ini, beberapa hotel di Yogyakarta juga membuat aksi peduli kepada para tim kesehatan yang berada di garda depan dalam perlawanan menghadapi covid-19.
Tinggalkan Balasan