Anak Cerdas Impian Semua Orang Tua
Contents
Anak Impian Semua Orang Tua
Sudah menjadi impian banyak orang ketika menemukan pasangan yang pas lanjut ke pernikahan dan tentunya menginginkan keturunan yang baik. Pernikahan yang sah adalah gerbang awal untuk membentuk keluarga ideal. Saat pasangan mengharapkan keturunan tentulah keturunan yang baik, anak cerdas dengan akhlak mulia dan berbakti kepada orang tua.
Dalam pernikahan, menginginkan keturunan itu menjadi hal wajar. Kehadiran seorang anak seringkali menjadi moment yang selalu ditunggu. Tidak jarang sebagai penambah kemesraan. Meski dalam penantian sering kali ada yang pasrah dan memang tidak menggantungkan kebahagiaan lewat anak. Bahkan sudah banyak trend pasangan yang tidak menginginkan atau belum siap dengan kehadiran anak.
Pasangan yang demikian tentu punya alasan tersendiri. Misal saja karena faktor kesehatan, ekonomi atau trauma. Bisa jadi juga karena pandangan mereka yang merasa tidak sanggup untuk mendidik anak. Tapi bukan berarti tidak cinta anak-anak. Mereka tetap ada yang cinta pada anak-anak bahkan mengadopsi anak. Sama dengan orang tua umumnya mereka juga berharap anak adopsinya menjadi anak baik, anak cerdas yang menggembirakan.
Anak Anteng Belum Tentu Baik
Seorang anak terlahir dengan membawa potensi yang beraneka ragam. Ada anak yang memang sejak dalam kandungan tampak aktif, lincah juga gesit. Bahkan sampai lahir demikian. Tambah suka jahil atau mengganggu teman sebayanya. Anak-anak dengan tipikal tidak bisa diam dan terus berulah. Yang sering kali membuat orang tuanya panik bahkan emosi karena saking susahnya diatur.
Namun juga ada anak yang lahir dengan karakter bawaan pendiam, tampak pasif, tidak banyak tingkah, santai. Bahkan tampak begitu tidak peduli dan enggan untuk melakukan berbagai aktivitas. Jangankan aktivitas heboh semacam naik pohon, untuk sekadar beranjak dari duduknya saja tidak mau. Dia lebih menikmati menonton temannya saja.
Anak dengan tipe demikian sekilas akan lebih cenderung tergolong kalem. Orang tua akan senang dengan anak seperti ini. Karena merasa tidak banyak memberontak, tidak membuat khawatir dan anteng sendiri tanpa perlu orang tua mengeluarkan emosi untuk mendisiplinkannya. Anak-anak dengan karakter ini lebih sering mendapat pujian. Tidak jarang orang tua dengan anak yang aktif sering membandingkan anaknya dengan anak kalem ini.
Tahukan kita bahwa sesungguhnya anak yang tergolong anteng atau kalem ini sebenarnya tidak seluruhnya baik? Ada hal-hal yang kadang tidak orang tua sadari. Tahu anaknya anteng kalem dianggap baik-baik saja. Padahal bisa jadi anak yang demikian ini adalah anak-anak yang kurang bisa mengekspresikan dirinya. Bisa jadi dia sebenarnya anak cerdas, sayangnya tidak paham bagaimana berekspresi.
Anak-anak yang tidak mampu mengekspresikan dirinya ini biasanya akan mengalami kesulitan dalam belajar. Juga bersosial. Jika tidak mendapat perhatian dari dini, maka akan berlanjut hingga dewasa kelak. Dia terbiasa tidak melakukan apapun sehingga cenderung kebingungan. Anak-anak demikianlah yang membutuhkan motivasi, stimulasi dan rangsangan kuat yang terarah untuk membantunya berkembang.
Anak Cerdas Cenderung Aktif
Setiap orangtua harus paham bahwa anak yang aktif, kreatif, agresif adalah anak-anak tangguh dan pemberani. Tergolong anak sehat dan segar. Orang tua harus menyadari hal itu. Sehingga bisa membuka jalan untuk kemajuan si anak.
baca juga hal-hal yang sebaiknya kamu hindari
Memang kadang anak agresif tampak mengesalkan karena agresifnya anak sering membuat orang tua jengkel kehabisan kesabaran. Namun justru pada fase ini jugalah orang tua mulai menyadari potensi si anak. Orang tua bisa mengarahkan dan membuka jalan untuk si anak agar pembawaan aktif si anak bisa menjadikannya anak cerdas. Bukan justru sebaliknya membatasi pergerakan si anak atau membiarkan keaktifan anak begitu saja. Dengan membatasi gerak anak justru akan mematikan potensi si anak. Membiarkan anak aktif semaunya bisa memicu menjadi tindakan nakal. Maka penting orang tua untuk mengenal pembawaan anak.
Menciptakan Anak Cerdas
Anak Cerdas lahir dari anak yang punya rasa ingin tahu yang lebih. Maka jangan heran jika anak-anak kita sering kali bertanya banyak hal yang sejatinya melampaui batas kemampuan pemahaman orang tua. Memang sudah sewajarnya demikian. Mengingat anak sekarang terlahir dengan gizi melimpah dan perkembangan teknologi yang dahsyat.
Menjadi orang tua bukan perkara mudah. Namun menjadi orang tua juga bisa menjadi ladang amal ibadah. Memperlakukan anak sesuai usianya adalah hal yang harus orang tua lakukan. Tidak perlu memaksa anak untuk belajar baca tulis hitung ketika anak masih kurang dari tujuh tahun. Cukup orang tua memberi stimulus dan selalu membiasakan kebiasaan positif di dekat anak.
Jika ingin anak cerdas maka orang tua juga harus mempersiapkan diri. Tidak cukup anak dengan pembawaan aktif agresif saja. Namun peran orang tua juga penting. Anak cerdas tidak hanya terbentuk dari makanan yang bergizi seimbang tapi juga pola asuh, kehadiran orangtua, support sistem juga lingkungan. Tidak lupa bekal Agama dan akhlak mulia.
Tinggalkan Balasan