Gema Harmoni Nusantara: JATMAN dan BNPT RI
“Kami semua putra putri Indonesia, sopan santun berakhlak mulia, Pancasila ada dalam dada, jayalah selalu Indonesia raya,” kutipan tersebut bukan jargon suporter sepak bola, tetapi merupakan salah satu bait Shalawat Nusantara (Oh Tanah Airku Indonesia Raya).
Pemandangan yang tidak biasa memang, lantunan shalawat menggema bukan dari grup shalawat Az-Zahir maupun Syubbanul Muslimin melainkan dari grup shalawat ibu-ibu se-kabupaten Sleman dengan jumlah 2000 penerbang.
Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta menjadi lokasi pengajian akbar dengan tema “Silaturahim Jam’iyyah Thoriqoh untuk Harmoni Nusantara” yang digelar oleh JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah) se-JATENG dan DIY pada Sabtu, 1 Oktober 2022 yang bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila.
Pengajian akbar ini merupakan puncak acara dari agenda rutinan setiap 6 bulan sekali yang diadakan oleh JATMAN dengan rangkaian acara Manaqib Kubro, temu mursyid, dan bahtsul masail yang sebelumnya dilaksanakan di Pondok Pesantren Pangeran Diponegoro Sleman, DIY.
Acara yang dihadiri oleh 1200 peserta itu, berlangsung dari pukul 07.30 WIB dan berakhir pada pukul 16.30 WIB. Kegiatan yang dipandu oleh Mushonnif dan Safira Ajeng berjalan dengan lancar, dimeriahkan pula oleh gambus Elkhis Ploso Kuning dan tari sufi nusantara.
Diawali dengan kirab 1001 meter bendera merah putih oleh santri dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) serta Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) se-DIY, diiringi oleh marching band Gema Nawa Kartika Banser kabupaten Wonosobo.
BACA JUGA: Duta Damai Yogyakarta Rayakan Ulang Tahun yang Ke-6
Dr. KH. Ahmad Zuhdi Muhdlor selaku ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama DIY dalam sambutannya menyebutkan bahwa sekitar lima bulan lagi jam’iyyah NU akan berusia satu abad, selama itu pula NU akan terus mengabdi kepada agama, bangsa dan negara.
“Kami yakin bahwa apa yang dilakukan oleh NU membawa manfaat dan barokah bagi bangsa Indonesia,” dalam sambutannya.
Bersamaan dengan usia yang memasuki satu abad, Nahdlotul Ulama juga melaunching 100 ambulance dengan harapan agar NU senantiasa dapat bermanfaat bagi sesama. Secara simbolis, peresmian satu abad NU dan 100 ambulan yaitu dengan pemukulan drum bass oleh Dr. KH. Ahmad Zuhdi Muhdlor.
“Mudah-mudahan keberadaan ambulan NU ini dapat membantu, ikut meringankan kebutuhan dari masyarakat yang benar-benar membutuhkan bantuan pelayanan dari ambulance NU,” sambung Beliau.
Sambutan juga disampaikan oleh Brigjen Pol R. Ahmad Nurwakhid selaku Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI yang menyampaikan bahwa Pancasila merupakan ideologi bangsa, Pancasila juga digali dari nilai-nilai luhur agama dan budaya Nusantara, serta Pancasilalah yang mampu menjaga dan merawat kemajemukan Indonesia sehingga sampai detik ini masih tetap bersatu dan merdeka.
”Bangsa Indonesia, negara Indonesia merupakan sepotong tanah dari surga, dijaga oleh wali-wali Allah. Waliyullah merumuskan dasar negara Pancasila sehingga mampu mempersatukan heterogenitas bangsa Indoonesia, itu yang pertama. yang kedua, bangsa Indonesia memiliki budaya dan kerifan lokal berupa silaturahim dan gotong royong seperti malam ini, bangsa yang memiliki rasa syukur kepada Allah SWT yang luar biasa,” Ungkap Direktur Pencegahan BNPT RI.
BACA JUGA: Menghidupkan Kembali Pancasila
“Radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama sejatinya adalah cermin krisis spiritualitas di dalam beragama. Nabi mengatakan maqam dalam beragama, maqam dalam Islam adalah rukun iman, rukun islam, dan rukun ihsan. Akhlakul karimah adalah misi utama para nabi, khususnya Nabi Muhammad SAW, innama buistu liutammima makarimal akhlaq,” tambahnya.
Acara pengajian akbar disampaikan oleh Habib Umar Al-Muthohar, beliau berpesan bahwa manaqib dan mauludan menjadi amalan pokok para habaib dan para kyai dalam rangka untuk membina ummat agar terus bertambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan membaca riwayat orang-orang sholeh rahmat Allah SWT akan turun dan segala hal buruk akan dihindarkan dari Negara Indonesia. Aamin.
Mengukir sejarah dan penuh khidmah acara berlangsung sampai akhir, yang dihadiri oleh berbagai kalangan mulai dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), TNI dan POLRI serta 25 ribu jama’ah.
Tinggalkan Balasan