Perayaan Isra Mi’raj Tahun Ini
Kisah Isra Mi’raj Tahun Ini
Sepi. Tak ada kerumunan, tak ada sholawat bersahutan. Isra Mi’raj tahun ini sungguh diluar ekspektasi. Jika tahun sebelumnya masjid-masjid ramai dengan pengajian dan kajian. Hari ini begitu sunyi. Bukan karena umat tidak ingin memperingati Isra Mi’raj seperti tahun-tahun sebelumnya. Melainkan tahun ini harus ‘mengalah’ demi kebaikan bersama.
Isra Mi’raj adalah sebuah keajaiban. Hanya Nabi Muhammad SAW satu-satunya manusia pilihan yang bisa mengalami peristiwa ini. Ditemani malaikat Jibril pada 27 Rajab tahun 10 kenabian peristiwa ini terjadi.
Sebelum tahun ini, kajian-kajian di masjid selalu memceritakan tentang Nabi yang hatinya disucikan dengan air zam-zam lantas diajak pergi ke Baitul Maadis Palestin yang dikenal dengan nama Isra. Sambil menaiku Buroq, Nabi terbang ke Baitul Maqdis atau Sidratul Muntaha yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa Mi’raj.
Isra Mi’raj dan umat muslim tidak akan pernah bisa lepas. Meski tahun ini hanya duduk di dalam rumah, namun kisah Isra Mi’raj terus membekas dalam benak saya. Portal-portal online menjadi teman untuk mencari tahu tentang kisah zaman lampau dan apa yang terjadi hari ini.
Corona biang kerok atas kesepian ini. Namun saya percaya, sholawat Nabi selalu meluncur dari bibir-bibir manis umat Nabi.
Corona memanglah pandemi yang wajib dihindari. Semua sepakat bahwa virus ini adalah musuh bersama. Maka wajib pula dihajar secara bersama. Hal yang paling mudah yaitu dengan cara isolasi diri. #dirumahaja begitu tagar yang digemborkan netizen Indonesia untuk mengajak sesamanya meminimalisir penyebaran corona.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW dahulu, juga banyak wabah. Wabah di zaman itu sama mengerikannya (bahkan mungkin lebih mengerikan dari corona). Wabah menular dan mematikan pula belum diketahui obatnya. Satu perintah Nabi zaman itu adalah agar umatnya tidak dekat-dekat atau menjenguk kawannya yang sedang diserang wabah (kusta). Hal ini dengan tujuan agar wabah itu tidak menular.
Dalam hadist riwayat Bukhari dijelaskan, “Rasullah SAW bersabda: jangan kamu terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta.”
Hal ini relevan dengan pandemi yang terjadi di kita. Jika ada pasien positif corona maka kita dilarang untuk mendekatinya bahkan menjenguknya pun dilarang. Hal ini tentu punya tujuan. Yaitu untuk menjaga kesehatan mereka yang sehat.
Nabi Muhammad SAW pada zamannya pernah juga mengingatkan umatnya untuk tidak mendatangi wilayah yang sedang terserang wabah. Pula mengingatkan agar umatnya yang sedang berada di tempat wabah untuk tidak pergi dari tempat tersebut.
“Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada maka jangan tinggalkan tempat itu.” (Hadits Riwayat Bukhari).
Sampai di sini sudah jelas, jika apa yang belakangan diperintahkan oleh pemerintah secara tidak langsung merujuk pada hadits-hadits Nabi. Sementara kita umat Islam tahu bahwa hadits adalah sumber hukum Islam kedua setelah Al Quran Al Karim.
Semoga wabah corona di negeri ini lekas berakhir. Kita yang punya iman dan akal sehat sudah sewajarnya ikut berkontribusi menjaga bumi pertiwi ini, salah satu caranya yang paling mudah adalah dengan berdiam diri (beraktivitas) di rumah saja.
Comments (3)
[…] baca juga dampak corona […]
[…] baca juga corona di perayaan Isra Mi’raj […]
[…] baca juga corona di perayaan Isra Mi’raj […]