Menghadapi Sidang Skripsi Dengan Bahagia

Bulan Full Wisuda

Sudah 5 bulan sejak 2024 datang dan kamu masih belum mengerti harus melakukan apa? Sementara teman-teman kamu seolah berlomba untuk menjadi yang terdepan. Apakah ada nyeri kamu rasakan? Wajar dear. Tidak apa-apa. Itu berarti kamu benar-benar membumi. Kadang memang kita perlu juga sadar diri kok. Ya meski tidak boleh juga dzolim pada diri sendiri. Melihat pencapaian orang lain itu boleh biar makin semangat. Tapi kalau harus membandingkan pencapaian orang lain dengan diri sendiri, kadang terkesan gak adil. Teman sudah selesai sidang skripsi, kamu masih bingung menyusun latarbelakang. Lalu harus apa?

Bulan Mei ini banyak sekali wisuda. Entah itu wisuda SD, SMP, SMA, D3, D4, S1, S2, bahkan S3. Hampir tiap pekan selama bulan Mei ini saya melihat wisuda. Full senyum tentu saja. Wisudawan wisudawati itu telah berhasil menaklukkan satu tantangan dalam hidupnya. Menggelar wisuda sebagai satu pesta sekaligus apresiasi. Ya meski ternyata tidak semua setuju dengan penyelenggaran wisuda.

Namun tahukah kamu bahwa selain melihat wajah-wajah penuh senyum di wisuda, saya menemui wajah-wajah kusut mahasiswa menunggu ACC dosen. Ada sedikit harapan bagi mereka yang bertemu dengan dosen pembimbing rasa kawan. Ada pula yang harus mewek karena ketemu pembimbing tegas plus susah untuk ketemu. Tapi ternyata yang sama-sama membuat resah adalah sidang skripsi.

Skripsi boleh saja telah selesai. Sudah pula di ACC dosen pembimbing.  Tapi tidak sampai tahap ini saja. Para mahasiswa harus berhadapan dengan dewan penguji yang seringnya jauh dari ekspektasi. Teman-teman kadang berhenti pada tahap ini. Tinggal skripsi doang, tinggal sidang skripsi saja tapi pilih mundur karena sudah takut duluan.

Padahal sebenarnya kalau tahu rumusnya, sidang skripsi itu bisa terasa nyaman kok. Tidak menakutkan, ya paling sedikit persen saja. Sisanya hanyalah pertanggungjawaban penulis, yaitu mahasiswa.

Menuju Sidang Skripsi

Kalau kamu sedang dalam tahap menuju sidang skripsi, saran dari saya tidak usah takut. Kamu hanya perlu yakin telah menguasai materi dengan sebaik mungkin. Penguasaan materi itu penting karena dari situlah pertanyaan dari penguji akan keluar. Dari sekian banyak teori yang kamu pelajari, sementara kamu cukup fokus pada teori yang kamu pakai dalam menyusun skripsi.

Kalau saat ini kamu semester 8 dan grogi menghadapi sidang skripsi, sebenarnya sayang sekali. Karena bagi saya pribadi mempersiapkan mental itu harusnya sudah ada sejak minimal semester 4. Jadi masuk kuliah itu jangan hanya diam saja. Banyak-banyak bergaul dan mengasah komunikasi. Karena sejatinya sidang skripsi itu semacam komunikasi dua arah; mahasiswa dan penguji.

Kunci dari ujian sidang skripsi itu adalah meyakinkan. Meyakinkan penguji bahwa apa yang kita tulis itu memang layak, memang benar dan memang bernilai. Bukan hanya omong kosong. Untuk teknik ini ya memang harus berlatih. Tidak bisa dong latian presentasi hanya dalam semalam.

Ruang Sidang Skripsi Penuh Tawa

Lalu apakah bisa sidang skripsi itu berjalan dengan enjoy dan penuh tawa? Harusnya sih bisa. Harusnya bisa cukup rileks. Buat apa tegang atau sengaja membuat suasana tegang. Yang ada malah tidak kondusif.

Bagaimana jika ketemu dosen yang memang auranya membuat tegang? Tenang, dosen juga manusia kok. Dosen juga pernah ada dalam posisi menghadapi sidang skripsi. Jadi yakin saja kalau mereka itu juga punya belas kasih. Rasanya kok mustahil jika ada dosen yang tidak tergerak hatinya melihat perjuangan dari mahasiswanya. Untuk itu sejak awal jangan buat dirimu sebagai sosok menyebalkan bin ngeyelan.

Kalau sejak awal kamu itu ngeyelan, bisa-bisa bukan hanya dosen tapi temanmu pun malas berkawan. Beda pendapat atau beda prinsip boleh kok. Cuma kita menyampaiknnya tidak dengan cara ngeyel dong. Sejago-jagonya kamu presentasi, kalau ngeyelan suka membantah juga orang akan malas menilai.