free page hit counter

Komplek Wisata Candi Prambanan, Cermin Toleransi Beragama

Candi Prambanan
Candi Prambanan

Komplek Wisata Candi Prambanan, Cermin Toleransi Beragama

Contents

Jogja rasa-rasanya tidak pernah habis dalam banyak pembahasan. Selalu saja ada hal menarik yang perlu dikulik, misalnya wisata sejarah tentang candi. Ada banyak destinasi wisata candi yang bisa kamu kunjungi. Jika menghendaki jelajah beberapa candi dalam satu zona, kawasan wisata Candi Prambanan jawabannya.

Ada banyak alasan membangun sebuah candi. Raja atau penguasa pada masanya bertahta, membangun candi untuk beberapa kepentingan. Misalnya untuk pusat kerajaan, tempat ibadah, tempat tinggal biarawan, atau tempat kegiatan belajar mengajar agama.

Berikut ini merupakan empat candi yang berada di kawasan wisata Candi Prambanan yang wajib kamu kunjungi! Check it out.

1.Candi Prambanan

Predikat Candi Hindu terbesar di Indonesia melekat pada Candi Prambanan. Candi ini berlokasi di desa Prambanan, Kecamatan Bukoharjo ini terlihat gagah dari jalan raya Jogja-Solo.

Candi ini merupakan persembahan untuk Trimurti (3 dewa utama Hindu) yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu sebagai dewa pemelihara dan Syiwa sebagai dewa pemusnah.

Terdiri atas halaman luar dan 3 pelataran yaitu pelataran luar, pelataran tengah dan pelataran dalam. Di pelataran dalam terdapat 2 barisan candi yang saling berhadapan. Candi Wisnu berhadapan dengan Candi Garuda. Sementara candi Syiwa berhadapan dengan Candi Nandi. Lalu Candi Brahma berhadapan dengan Candi Angsa.

Masyarakat setempat mengaitkan candi ini dengan kisah Legendaris Roro Jonggrang. Oleh karena itu sebutan lainnya adalah Candi Roro Jonggrang.

2. Candi Sewu

Candi Sewu merupakan Candi Budha terbesar kedua setelah Candi Borobudur. Masuk dalam kawasan wisata Candi Prambanan.

Candi Prambanan dan Sewu menjadi bukti bahwa zaman dahulu masyarakat beragama Hindu dan Budha dapat hidup berdampingan secara harmonis.

Istilah Sewu (bahasa Jawa) memiliki arti seribu. Hal ini menunjukkan bahwa gugusan Candi Sewu jumlahnya sangat besar. Walaupun sesungguhnya tidak mencapai 1000 buah candi.

Candi ini berjumlah 249 candi dengan rincian yaitu 1 candi utama, 8 candi pengapit, dan 240 candi perwara. Candi ini berlokasi di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

3.Candi Bubrah

Candi Bubrah merupakan candi agama Budha yang masuk dalam kawasan komplek candi Hindu. Bubrah (bahasa Jawa) berarti berantakan. Karena saat penemuan candi ini tidak dalam keadaan utuh dan hanya menyisakan batur (kaki candi) dan batu bekas dinding candi.

Candi Bubrah terbuat dari batu andesit dengan ukuran 12 x 12 Meter. Fungsinya sebagai tempat pemujaan agama Budha berbentuk bangunan tunggal yang menghadap ke timur.

Candi ini berkaitan erat dengan Candi Sewu dan Candi Lumbung. Bahwa Candi Sewu lambang Vajradhatu Mandala. Candi Lumbung sebagai simbol Garbhadhatu Mandala. Sedangkan Candi Bubrah penyatu dua konsep tersebut.

4. Candi Lumbung


Satu lagi candi yang masuk kawasan wisata Candi Prambanan yaitu Candi Lumbung. Meski demikian, Candi Lumbung bercorak Budha sama seperti Candi Bubrah dan Sewu.

Candi Lumbung terdiri dari 1 candi induk dan 16 candi perwara (pendamping). Atap Candi Lumbung mencirikan agama Budha yaitu berupa stupa.

Istilah Lumbung merupakan pemberian masyarakat setempat yang berarti tempat menyimpan padi. Sesuai dengan bentuk Candi Lumbung. Kalau kamu main ke candi ini, perhatikan dengan teliti yah, pasti mirip lumbung padi.

Sungguh, mahakarya yang sangat indah. Dari keempat candi ini kita bisa belajar, bahwa kunci keharmonisan dan kedamaian dalam hidup bersama adalah tenggang rasa.

Candi Prambanan bercorak agama Hindu, sedangkan Candi Bubrah, Candi Sewu dan Candi Lumbung bercorak agama Budha. Maka, kesalingan dalam memberikan rasa aman dan nyaman dalam melakukan ritual keagamaan adalah hal yang utama. Dari kawasan wisata Candi Prambanan leluhur kita telah memberikan teladan. Untuk saling toleran.

Share this post

Comment (1)

  • Pintaka Reply

    Wujud toleransi beragama dari jaman kerajaan Hindu Buddha

    3 April 2024 at 1:06 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *