free page hit counter

Sanggar Taman Mraen Mimpi: Dari Mimpi Jadi Literasi

Mimpi Jadi Literasi

Sanggar Taman Mraen Mimpi: Dari Mimpi Jadi Literasi

Sanggar Taman Mraen Mimpi (Bagian 1)

Setiap insan manusia pasti memiliki sebuah mimpi, mimpi yang mungkin akan hanya menjadi angan hingga sebuah mimpi yang kelak kita harapkan menjadi kenyataan.

Tentu saja bermimpi sangatlah imajinatif terkesan membual tidak rasional dalam kehidupan kita, tapi apakah itu salah? Jawabannya adalah tidak, itu hak kita sebagai individu manusia.

AWAL MULA BERMIMPI

Mimpi saya dimulai ketika mengikuti Forum Anak Jombang sebagai pengurus, kami sering berkumpul di sebuah Rumah yang berisikan kumpulan buku dan rak bernama Rumah Baca Gang Masjid Jombang.

Di saat itulah saya bermimpi memiliki sebuah perpustakaan!
Tentu saja itu hanya angan yang hanya di lewati hembusan angin!
Hanya terpikirkan namun tidak ada aksi lebih lanjut.

Bagi orang lain mimpi seorang anak SMK tersebut hanyalah khayalan belaka, bagaimana tidak, rumah saja masih numpang orang tua hehe. Tidak ada lagi bagian di rumah jika ingin menambahkan rak yang berisikan buku.

MENGENAL KATA LITERASI

Dulu mungkin hingga sekarang saya hanya mengetahui kata LITERASI ya artinya hanya buku dan membaca hehe, mulai ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan LITERASI seperti membuka lapak bacaan bernama MUMBA yakni Minggu Membaca di Alun-alun Jombang dan kegiatan literasi lainnya.

Seolah-olah hanya tim hore ikut meramaikan saja, membantu dan bekerjasama dengan para relawan lainnya yang waktu itu usianya cukup jauh di bandingkan saya yang masih SMK rata-rata relawan lainnya adalah usia masa kuliah.

Jika ditanya emang suka baca buku? Jawaban saya adalah biasa aja (tidak mau bilang tidak suka baca buku, alias cari aman) Padahal sejujurnya membaca buku juga gak sering-sering amat, cenderung males haha.

Tapi ada rasa bangga dan keren saja ketika ada orang lain dengan beragam usia ikut membaca buku dari orang dewasa dengan bacaan yang berat hingga anak kecil yang mungkin hanya melihat gambar saja karena tidak bisa membaca di kegiatan yang sudah kami buat bersama relawan lainnya. Rasanya ada kepuasaan tersendiri.

Dari yang hanya mengenal LITERASI adalah sebuah buku dan membaca, yang di kemudian hari ternyata makna dari LITERASI sangatlah luas (di mata anak SMK ya hehe), dari bermain permainan tradisional, dongeng, tebak-tebakan hingga bermain ice breaking sebelum kegiatan di mulai dan sangat banyak lagi.

LITERASI SEJAK DINI

Tapi jika di tarik ke belakang nih, kalau diingat jaman kecil dulu paling suka baca buku RPUL (Anak jaman sekarang sepertinya gatau) dan buku Atlas, jadi paling jagolah pas main ABC-an tentang nama negara, nama kota atau nama hewan haha.

Ditambah suka komik khususnya Doraemon gara-gara kakak perempuan saya suka beli, akhinya setiap dapat uang lebaran selalu menyisihkan untuk beli komik doraemon dan berlanjut suka buku seri tokoh dunia termasuk yang juga koleksi buku tersebut.

Masa kecil juga sering meminta beli buku setiap ada obral buku di sekolah ataupun di luar sekolah namun hanya buku pelajaran yang boleh saya beli waktu itu oleh ibu saya sebagai penunjang pembelajaran di sekolah.
Saat saya sunat pun hadiah yang paling saya sukai waktu itu bukanlah uang dalam amplop, tapi sebuah buku dari teman saya SD.

Hasilnya mungkin hanya terlihat dari saya suka membuat puisi, membuat cerpen namun sangat sayang sekali dulu tidak arsipkan dengan baik. Jadi rasanya ada erat kaitannya dunia literasi dalam kehidupan saya sampai proses membangun mraenmimpi.org, seperti apa perjalanan pembuatan gerobak perpus bernama PELAN2? lanjut di tulisan bagian kedua selanjutnya!

“Jangan pernah takut untuk bermimpi
Bermimpilah selagi masih gratis hehe,”

BACA JUGA: Harta, Tahta, Naskah: Dongeng Kuno

Editor: Bennartho Denys

Share this post

Comment (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *