Memanggil Pasangan Dengan Sebutan Binatang
Contents
Panggilan Sayang Untuk Pasangan
Adalah sangat wajar jika seseorang mempunyai panggilan sayang untuk pasangannya. Selain menumbuhkan rasa sayang yang semakin erat juga tentu akan membuat pasangan tampak semakin mesra dan kompak. Hal ini juga menunjukkan kalau setiap panggilan punya makna. Istimewa. Lalu bagaimana Anda memanggil pasangan Anda? Apakah punya panggilan sayang juga?
Kadang kala memanggil pasangan dengan sebutan “mas, adek” “ayah, bunda” dan lain sudah terasa sejuk. Lebih kalau panggilan itu di depan umum. Jangankan pasangan yang dipanggil, orang lain yang dengar aja bisa ikut damai. Bisa ikut merasakan aroma keharmonisan.
Memanggil pasangan dengan panggilan khusus dan mesra juga merupakan satu bentuk bahasa cinta. Anda yang tidak pernah memanggil pasangan dengan mesra, mulai hari cobalah untuk mesra. Mungkin awalnya akan dianggap norak atau ada maunya. Tapi cobalah untuk bertahan lalu lihat hasilnya.
Memanggil Pasangan Dengan Yang Layak
Maka jujur saya masih agak bingung dan aneh ketika ada pasangan yang manggil dengan panggilan binatang. Hati dan pikiran saya merasa ketakutan. Hal yang seperti ini masih saya temui. Saya tidak tahu apakah memanggil pasangan dengan sebutan binatang itu istimewa atau romantis? Saya tidak menemukan ada keindahan di sana. Sebaliknya, malah merasa kurang mendapat penghormatan dari pasangan sendiri. Rasanya juga nyeri kalau dipanggil demikian. Mending manggil pakai nama asli saja.
Belum lagi kalau memanggilnya itu di depan umum. Kok rasanya risih, seolah tidak ada manis-manisnya sama sekali. Ya meski belum tentu juga pasangan yang memanggil pasangannya dengan sebutan binatang itu ada masalah. Ya bisa jadi mereka baik-baik saja. Enjoy tak ada keributan. Tapi ya tidak etis saja.
Mencoba mencari tahu, beberapa tulisan menyebut bahwa memanggil pasangan dengan nama binatang konon membuat hubungan adi awet. Alias menimbulkan hal-hal bahagia. Pasangan yang demikian konon lebih bahagia. Sungguh ini kurang masuk di pikiran saya. Setelah saya baca berulang kali, respondennya ternyata dari benua Amerika dan Eropa. Hmmm. Dan lagi yang dibahas adalah nama hewan peliharaan. Tapi tetap saja sih kok ya gimana gitu.
Sebagai orang yang mendengar saja saya takut apalagi kalau ada yang manggil dengan sebutan binatang, udah pasti sakit hati. Halah, gitu aja sakit hati, masih banyak rintangan yang lain? Lha, gimana ya, kalau yang simpel-simpel saja susah untuk dibenarkan gimana yang besar?
Lagian orangtua sudah susah-susah memberi nama dan membesarkan anaknya, mana ada yang rela begitu besar anaknya dipanggil dengan sebutan binatang bahkan oleh pasangan pilihan si anak. Orangtua mana yang terima?
Adab Memanggil Orang Lain
Juga agama mengajarkan agar kita memanggil orang lain dengan panggilan yang bagus. Tidak ada tuntunan memanggil pasangan atau orang lain dengan sebutan jelek (misal nama binatang). Sedihnya, entah dapat pengaruh dari mana, sering kali saya melihat pasangan (anak muda) memanggil dengan sebutan: ‘njing’ ‘nyet’ ‘babi’ ‘kodok’ dan lain sebagainya. Membuat telinga yang dengar sakit saja.
Memanggil dengan sebutan yang pantas dan baik itu tidak hanya berlaku untuk pasangan saja. Harusnya memanggil orang lain pun harus demikian. Meski itu sahabat dekat sekalipun. Ini yang kadang terlupakan, menganggap kawan sudah terlalu dekat lalu seenaknya saja memanggilnya. Padahal belum tentu kawan kita itu terima. Kalau menolak nanti dikatakan baperan, padahal emang nyatanya enggak mau dapat panggilan binatang.
Yuk mulai hari ini kita biasakan memanggil pasangan kita dan orang lain dengan sebutan yang lebih pantas lagi. Kalau tidak punya panggilan sayang yang khusus, cukup panggil namanya saja. Atau minimal pakai awalan “mbak” “mas” “dik” atau yang lainnya. Itu juga suatu bentuk penghormatan bahkan tanpa orang lain minta.
Tinggalkan Balasan