Mencari Jati Diri Melalui Filsafat Alan Watts
Berawal dari pertanyaan mencari jati diri melalui filsafat Alan Watts, siapa sebenarnya aku? mungkinkah aku adalah pikiran? ataukah hanya sebatang tubuh? apakah mungkin aku adalah keturunan dari alien yang dulu pernah menginjakkan kakinya di bumi sebelum manusia tinggal?
Seorang filsuf Inggris bernama Alan Watts pernah mengatakan bahwa pertanyaan paling penting yang dapat diajukan oleh umat manusia adalah mengenai jati dirinya. Perjalanan Alan Watts sebagai seseorang yang mendalami filsafat timur seperti Taoism dan Buddhism telah mencoba untuk menjawab teka-teki terkait eksistensi manusia di bumi.
BACA JUGA: Pancasila Cerminan Ajaran Kitab Suci?
Perpisahan Manusia dan Alam Semesta
Pada awalnya mungkin kita mengira bahwa manusia merupakan makhluk yang terpisah dari alam semesta namun tampaknya persepsi ini hanyalah sebuah ilusi di mata Alan Watts. Kenyataannya seluruh persepsi tersebut hanyalah muncul sejauh pikiran kita ada. Akan tetapi ini bukan berarti bahwa seluruh alam semesta sebatas hanya di kepala kita, justru semua itu sebenarnya ada di luar pikiran.
Tanpa pikiran kita pun dunia dapat dikatakan menghilang. Bayangkan apabila dunia hanya dihuni oleh sekawanan serigala, maka persoalan dunia akan lebih dominan pada indera penciuman belaka. Alan Watts berpikir bahwa manusia terlahir dari bumi yang tidak hidup. Ketika kita menganggap bahwa manusia lebih daripada objek lainnya di bumi maka sama saja sebuah apel mengira bahwa dirinya lebih baik daripada pohonnya.
Dengan kata lain tanpa keberadaan alam semesta ataupun bumi maka manusia mustahil ada. Alan Watts berpikir bahwa manusia adalah buah dari alam semesta yang dapat menyadari keberadaannya tinggal.
“Through our eyes, the universe is perceiving itself. Through our ears the universe is listening to its harmonies. We are the witneses through which the universe becomes conscious of its glory, of its magnificence.”
Alan Watts
BACA JUGA: Ajaran Kebaikan Dalam Pepatah Minang
Pencarian Jati Diri Manusia Menurut Alan Watts yang Berakhir pada Sebuah Ilusi
Pikiran manusia tentang memisahkan diri dari dunia hanyalah ilusi belaka menurut Alan Watts bahkan manusia telah berusaha membuat seluruh objek menjadi kategori sesuai konsep sendiri. Kita seolah seperti membuat kandang kita sendiri di tengah alam semesta lalu menamainya.
Dengan cara itu kita seolah sudah mengerti betul tentang dunia walaupun kenyataannya justru kita tidak mengerti sama sekali tentangnya. Ketika kita mulai menamai sesuatu maka pada saat itulah objek tersebut sudah berubah seiring dengan waktu.
Semua kategori yang telah kita beri nama seperti Tiongkok, Belanda, komunis , kapitalis, republik, monarki itu semua hanyalah konsep yang kita buat sendiri dan seolah nyata. Semua predikat yang kita letakkan pada seluruh kenyataan ini pada akhirnya berakhir pada penamaan diri sendiri yang tidak jelas.
Singkatnya upaya penamaan atau generalisasi kehidupan dalam pikiran kita seperti halnya ketidakmampuan untuk menjawab realitas yang sesungguhnya. Pada akhirnya kita hanya menciptakan ilusi-ilusi yang baru. Kembali ke pertanyaan siapakah aku? maka maksud Alan Watts dalam hal ini yaitu ingin menjawab sesuatu di balik ilusi yang manusia buat sendiri, akan tetapi sayangnya aku tidak bisa mendeskripsikan hal itu.
Tinggalkan Balasan