Meningkatkan Budaya Literasi dan Kegemaran Membaca
Contents
Budaya Literasi di Yogyakarta
Pemerintah Daerah Instimewa Yogyakarta terus berupaya untuk menjadikan DIY sebagai daerah dengan tingkat Budaya literasi tinggi. Bukan hal mudah namun akan melakukan segala upaya agar tujuan itu bisa tercapai. Harapannya dengan capaian budaya literasi yang tinggi menjadi masyarakat lebih cerdas dan sejahtera.
Saat ini Yogyakarta menjadi kota yang memiliki tingkat gemar membaca paling tinggi di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari pengaruh Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya. Terkenal dengan kota pendidikan Yogyakarta terkenal dengan banyaknya sekolah, lembaga pendidikan dan universitas. Hal ini tentu berdampak dengan banyaknya orang berkunjung ke Yogyakarta untuk belajar. Tidak heran jika budaya literasi yang berkembang di kota ini cukup besar.
Namun meski berada pada urutan pertama dengan tingkat gemar membaca tinggi, nyatanya indeksnya masih kalah jauh dengan negara-negara lain. Untuk itu perlu adanya upaya bersama demi meningkatkan indeks tingkat gemar membaca tersebut. Jika tidak bisa meningkat setidaknya bisa bertahan. Bayangkan, Yogyakarta yang begitu kental dengan gerakan literasi ternyata masih kalah dengan negara lain. Lalu bagaimana potret kota-kota lain di Indonesia?
Tingkat Kegemaran Membaca Yang Tidak Merata
Setiap sudut Yogyakarta bisa kita katakan adalah literasi. Mudah menemukan orang yang menunggu sambil membaca. Panggung literasi terbuka lebar. Perpustakaan masih ramai peminat. Taman bacaan dan komunitas menjamur. Juga toko buku yang tidak pernah sepi. Namun itu di Yogyakarta kota, bukan di kabupaten-kabupaten.
Banyak alasan yang membuat tingkat kegemaran membaca di Yogyakarta tidak merata. Adanya akses terbatas pada buku berkualitas membuat daerah pinggiran di Provinsi DIY mempunyai tingkat gemar membaca rendah. Pendidikan yang tidak merata antara kota dan pesisir juga menjadi kendala dalam pemerataan minat baca juga literasi. Bahkan laju media digital yang begitu pesat ikut mempengaruhi minat baca dan Budaya literasi. Teknologi datang seolah bukan membantu namun justru membuat terlena. Mula-mula keberadaan buku tergeser dengan ebook atau platform online. Lalu selanjutnya aktivitas membaca bersaing dengan konten digital baik itu video maupun games online.
Sosialisasi Budaya Literasi Melalui Bedah Buku
Minimnya program literasi juga menjadi kendala dalam kemajuan Budaya literasi dan baca. Untuk itu pemerintah melalui Dewan Perwakilan Rakyat bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan Arsip Daerah terus menyelenggarakan program sosialisasi Budaya baca dan Budaya literasi di masyarakat luas.
Pada kesempatan kali ini Jumat 4 Oktober 2024 kegiatan sosialisasi literasi dan budaya baca berlangsung di daerah Kragilan Sleman. Menghadirkan narasumber Bapak Anton Prabu Semendawi selaku anggota DPRD DIY, Diyah selaku staf partai dan juga Tri Darmini yang merupakan Duta Baca sekaligus Duta Damai Regional Yogyakarta.
Dalam acara yang berlangsung tiga jam tersebut, para narasumber hadir memberi materi sekaligus membedah buku yang berjudul Langkah Bijak Dalam Mendidik Anak karya Anton Prabu Semendawi dan tim. Buku ini menyajikan berbagai strategi pendidikan yang efektif, termasuk pendekatan berbasis cinta dan disiplin. Membahas peran orang tua dan pendidik dalam proses ini.
Tinggalkan Balasan