Meninjau Intoleransi di Kalangan Pelajar dan Masyarakat Indonesia
Intoleransi, sebuah isu yang meresahkan, terus menghiasi lanskap sosial di Indonesia. Meskipun mengajarkan nilai-nilai Pancasila telah terjadi sejak dini di sekolah, namun tampaknya banyak generasi muda dan bahkan masyarakat dewasa yang kesulitan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu, apa yang menjadi penyebabnya dan bagaimana kita bisa mencegahnya? Mari kita meninjau intoleransi di kalangan pelajar dan masyarakat.
Sejak kecil, pendidikan di Indonesia telah menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dengan nilai ‘Bhinneka Tunggal Ika’. Anak-anak diajarkan untuk menghafal butir-butir Pancasila, namun seringkali pemahaman mereka terbatas pada hafalan tanpa penerapan dalam kehidupan nyata.
Menurut data dari Setara Institute tahun 2023, kasus pembullyan di sekolah menengah di Indonesia, termasuk tingkat bawah dan atas, mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan ini menunjukkan adanya masalah intoleransi yang masih berlangsung dan belum teratasi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang butir Pancasila saja tidak cukup untuk mencegah tindakan intoleran.
Selain itu, Setara Institute juga mencatat adanya kenaikan kasus intoleransi di Indonesia pada awal tahun 2023. Institusi tersebut menduga bahwa kenaikan kasus intoleransi ini bisa berkaitan dengan tahun politik, khususnya Pemilihan Umum 2024. Ini mengindikasikan bahwa situasi politik mungkin mempengaruhi kondisi sosial dan budaya di masyarakat, yang pada gilirannya mempengaruhi tindakan intoleransi.
Lingkungan sosial, termasuk teman sebaya, sekolah, dan orang tua, memainkan peran penting dalam perkembangan sikap dan nilai-nilai seseorang. Di lingkungan sekolah, penerapan nilai-nilai Pancasila bisa melalui sosialisasi tentang bahaya kekerasan, diskriminasi, dan intoleransi, serta penerapan peraturan sekolah yang tegas bagi pelanggaran-pelanggaran tersebut.
Sayangnya, intoleransi tidak hanya terjadi di kalangan siswa. Wilayah Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) pun tak luput dari gejala ini. Kasus pembubaran ibadah di Gereja Mawar Sharon dan Gereja Bethel Indonesia Gihon pada Mei 2023 menjadi bukti nyata dampak intoleransi di masyarakat.
Selain itu, maraknya paham terorisme di media sosial menambah kompleksitas isu tersebut, memperparah kondisi dan menimbulkan kekhawatiran akan keamanan nasional.
Ideologi Pancasila, sebagai dasar negara, memegang peran penting dalam menanggulangi intoleransi. Pembiasaan menghargai keberagaman dan menghormati perbedaan harus tertanamkan dalam semua lapisan masyarakat. Mulai dari keluarga, teman sebaya, hingga di lingkungan sekolah.
Pendidikan karakter yang menekankan pada peningkatan berpikir kritis dapat membantu siswa dalam menghadapi informasi dan pandangan yang beragam dengan cara yang lebih objektif dan kritis.
Selain itu, perlu meningkatkan rasa empati terhadap korban kasus intoleransi. Memberikan dukungan penuh kepada korban adalah langkah awal yang bisa masyarakat ambil untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian.
Dengan demikian, pendekatan yang komprehensif melalui pendidikan, penerapan nilai-nilai Pancasila, dan peningkatan rasa empati masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi dan mencegah intoleransi di kalangan pelajar dan masyarakat.
Intoleransi di kalangan pelajar dan masyarakat Indonesia bukanlah masalah yang bisa terselesaikan dalam semalam. Tetapi Memerlukan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menerapkan dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Meningkatkan pemahaman, mengajarkan berpikir kritis, dan mengembangkan rasa empati adalah langkah-langkah penting yang harus diambil bersama-sama untuk menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan harmonis. Maka, mari kita menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Comment (1)
[…] suku, agama, dan budaya, nilai ‘pangastuti’ menjadi fondasi yang kuat untuk membangun kebersamaan dan toleransi. Nilai ini mengajarkan bahwa setiap individu harus memiliki rasa hormat dan kasih sayang terhadap […]