Merawat Perdamaian, dari Yogyakarta untuk Indonesia
Yogyakarta – Sepanjang tahun 2023, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya mencegah dan mengantisipasi terorisme, intoleransi dan kekerasan atas nama agama, suku dan budaya di Indonesia.
Duta Damai Yogyakarta salah satu bagian penting yang ikut terlibat dalam mengkampanyekan isu dalam merawat perdamaian di Indonesia melalui dunia maya.
Duta Damai Yogyakarta bersama HMPS Perbandingan Madzhab FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Talk Show Perdamaian dengan tema “Mengukuhkan Moderasi Beragama dalam Bingkai Kebangsaan” yang dilaksanakan di Convention Hall (lantai 2) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada, Rabu 15 November 2023.
Kegiatan ini menjadi ruang kampanye Duta Damai Yogyakarta di lingkungan kampus untuk terus menumbuhkan kecintaan mahasiswa pada bangsa dan negara.
Turut hadir sebagai narasumber, Jadul Maula (Ketua Lesbumi PBNU), Irfan Idris (Direktur Pencegahan BNPT RI) dan Sahiron Syamsudin (Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Tiga narasumber menyampaikan materi mengenai moderasi beragama dalam bidang masing-masing, di mana tujuan akhirnya adalah memberikan pemahaman tentang hidup dalam dalam ruang kebangsaan pada mahasiswa.
Maryadi, Ketua HMPS Perbandingan Madzhab FSH UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya menyampaikan bahwa Talk Show Perdamaian menjadi agenda penting dalam rangka membumikan perdamaian dan toleransi di tengah-tengah kehidupan yang cukup beragam.
“mahasiswa yang kuliah di UIN Suka bukan saja beragama Islam, tetapi juga ada non muslim, maka harus hidup berdampingan.” Ujarnya.
Dia dia menyinggung tentang pentingnya moderasi beragama, terutama di kalangan kaum milenial hari ini.
Sambutan dari M. Sahrul Khirom, mewakili Koordinator Duta Damai Yogyakarta menyinggung tentang moderasi beragama dalam bingkai kebangsaan.
“Sejauh ini, moderasi beragama tidak hanya berhenti pada tataran konsep dan ruang-ruang diskusi. Dalam merangkai moderasi penting kiranya mengusung konsep pentahelix yaitu kerja sama antara stagholder muai dari pemerintah, akademisi, pemuka agama, budayawan, tokoh adat dan masyarakat secara luas sebagai jejaring propaganda naarsi perdamaian. tetapi perlu kerja sama setiap elemen masyarakat. Hidup berdampingan meskipun berbeda secara agama, budaya dan bahasa.” Tegasnya.
Duta Damai Yogyakarta di bawah Deputi Pencegahan BNPT RI, Duta Damai Yogyakarta berkolaborasi dengan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga untuk terus menumbuhkan semangat toleransi dan merawat perdamaian bersama.
Selanjutnya, Malik Ibrahim, Kaprodi Perbandingan Madzhab FSH UIN Sunan Kalijaga memaparkan mengenai bentangan keberagamaan di Indonesia.
“Kita Indonesia, ibaratnya surga dunia. Banyak orang yang ingin merusak kebhinekaan, seperti bom Bali, bom Sarinah, dll. Tugas civitas akademika menyampaikan nilai-nilai kebersamaan, menyikapi perbedaan dengan rahmatan lil alamin.” Begitu paparan Malik Ibrahim di tengah-tengah hadirin.
“Saya ingat apa yang dikatakan Gus Dur, bahwa tak ada keharusan mendirikan negara agama.” Tambahnya. Hubungan kebhinekaan ini tidak boleh dirusak dengan sentimen kelompok, mayoritas-minoritas dan lain sebagainya. Kegiatan ini dilanjut dengan Talk Show Perdamaian yang dipimpin oleh Rachmatul Mala dengan tiga narasumber.
Tinggalkan Balasan