free page hit counter

Sosialisasi Budaya Baca Melalui Bedah Buku Stunting di Indonesia

Sosialisasi Budaya Baca Melalui Bedah Buku Stunting di Indonesia

Contents

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY

Pada tahun 2024 Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY kembali menggelar acara Sosialisasi budaya baca dan literasi kepada masyarakat. Acara ini merupakan acara rutin yang terlaksana setiap tahun atas kerjasama DPAD DIY dengan DPRD DIY.

Harapannya dengan adanya kegiatan seperti ini masyarakat kembali akrab dengan buku dan timbul rasa gemar membaca. Masyarakat cerdas bisa terwujud dari konsumsi bacanya.

Sosialisasi Budaya Baca dan Literasi

Sosialisasi budaya Baca dan literasi tahun 2024 rencana akan hadir di 100 lebih titik sepanjang tahun. Pada tanggal 1 Februari 2024 kemarin telah terlaksana di tiga titik lokasi, yaitu di daerah Gamping, Sleman Yogyakarta. Dengan agenda acara bedah buku yang menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya.

Dalam acara tersebut hadir Bapak Martono Heri Prasetyo selaku Sekretaris DPAD DIY, Bapak Anton Prabu Semendawi selaku wakil ketua DPRD DIY, Iqbal Hardiyan selaku karangtaruna pendamping posyandu dan Mini GK selaku perwakilan penerbit yang juga bertindak sebagai narasumber acara.

Dalam sambutannya, Bapak Martono Heri Prasetyo memaparkan bahwa DIY merupakan daerah dengan tingkat kegemaran membacanya paling tinggi di Indonesia. Sayangnya tingkat gemar membaca buku di kalangan masyarakat mulai terkikis dengan adanya kemajuan teknologi.

Baca juga tulisan lainnya

Banyak masyarakat mulai meninggalkan buku dan lebih asyik berselancar di media sosial. Jika sudah memegang ponsel, masyarakat lebih asyik bermain daripada mencari ilmu. Harapannya melalui acara sosialisasi budaya baca dan literasi ini masyarakat kembali memahami pentingnya membaca. Baik itu membaca buku cetak atau melalui gadget.

Buku Stunting di Indonesia: Analisis dan Pencegahan

Sosialisasi budaya baca dan literasi kali ini mengangkat tema pencegagan stunting. Melalui bedah buku stunting di Indonesia, analisis dan Pencegahan.

Menurut Bapak Anton Prabu Semendawi, stunting di Indonesia menjadi satu konsen yang sangat penting untuk terus dibahas. Pencegahan stunting menjadi salah satu pokok program pemerintah yang terus terencana dan berjalan.

“Kita sama-sama menantikan periode Indonesia Emas, saat itu kita akan pada tahap memperoleh bonus demografi. Bonus ini hanya bisa satu kali sepanjang hayat.  Maka penting untuk menyiapkan generasi emas Indonesia yang sehat dan jauh dari stunting,” jelas Anton Prabu.

Penting bagi sebuah negara untuk mencetak generasi sehat berkualitas. Jangan sampai kelahiran maksimal namun ttidak imbang dengan pemenuhan gizi dan jaminan kesehatan.

Stunting sendiri merupakan sebuah masalah gizi kronis sebab kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Hal ini menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak stunting mempunyai IQ lebih rendah daripada rata-rata IQ anak normal. (Kemenkes RI, 2018)

“Pencegahan stunting itu harus dimulai sejak masa remaja. Pemenuhan gizi cukup dan seimbang sangat mempengaruhi kesehatan calon ibu,” tutur Mini GK dalam penyampaian materinya.  Pencegahan stunting bukan hanya tugas calon ibu, melainkan tugas dan tanggung jawab bersama antara istri dan suami dengan dukungan orangtua dan mertua.

“1000 hari pertama kehidupan adalah masa emas, masa yang penting untuk menyiapkan generasi sehat dan cerdas,” imbuh Mini GK. 1000 hari pertama kehidupan sejak seorang calon ibu positif hamil sampai nanti usia bayi 2 tahun. Penting untuk memperhatikan asupan gizi dan kesehatan ibu agar terus bisa memberi ASI sepanjang 2 tahun usia anak.

Share this post

Comment (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *