Warga Gedhang atas melakukan deklarasi damai
Rabu malam, 16 Agustus 2017 menjadi momen yang tak terlupakan oleh Masyarakat Gedhang Atas Sambirejo Prambanan. Bagaimana tidak, ada yang istimewa dalam penyelenggaraan malam tirakatan kali ini.
Kalau biasanya tirakatan hanya diselenggarakan di rumah atau di balai warga dan dihadiri warga Gedang atas saja, tapi malam itu kegiatan dilaksanakan di alam terbuka dan dihadiri banyak tamu istimewa yang ikut memaknai arti kemerdekaan.
Adalah “Selo Langit”, destinasi Wisata baru yang berada di Puncak bukit, dengan pemandangan indah terhampar. Uniknya tempat ini, menjadikan Selo Langit tempat yang pas untuk kegiatan tirakatan yang menjadi salah satu bagian dari kegiatan utama Camp Pesona Kebhinekaan.
Di hari-hari sebelumnya, bersama-sama anak-anak muda Duta Damai BNPT regional Yogyakarta, warga Gedang Atas tanpa kenal lelah bahu-membahu mempersiapkan kegiatan ini.
Salah satu acara malam tirakatan ini adalah sesi diskusi dan sharing. Sesi ini diisi tiga orang pembicara yang menyampaikan pandangan mereka tentang kehidupan berbhinneka dari sudut pandang masing-masing. Yang menjadikan sesi ini semakin special adalah ketiga pembicara merupakan orang-orang istimewa yang berasal dari latar belakang dan keyakinan berbeda. Mereka adalah : Romo Teguh Sentosa Pr dari KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia), Hairus Salim HS dari LkiS (Lembaga Kajian Isalam dan Sosial) dan Allisa Wahid dari Gusdurian yang notabene putri dari Mantan presideh KH Abdurrahman Wahid.
Dengan bersemangat, para peserta camp kebhinnekaan dan warga pun mendengarkan setiap paparan yang disampaikan dengan sesekali bertanya.
Acara Tirakatan berlangsung selama dua jam dan di akhiri dengan melaksanakan deklarasi damai. Warga masyarakat bertekad untuk ikut berperan aktif menangkal kegiatan radikalisme dan terorisme di lingkungan Gedang atas sambirejo prambanan. Deklarasi damai ini dilakukan sebagai wujud satu tekad warga Gedang Atas untuk turut serta mewujudkan Indonesia Damai.
Satu persatu komponen warga membubuhkan tanda tangan yang dilakukan secara digital, tak ketinggalan pula para pembicara dan komponen pemerintahan prambanan turut serta dalam deklarasi damai ini.
Dokumen deklarasi damai yang masih berupa dokumen digital ini nantinya akan di pindahkan dan di ukirkan di atas batu, diletakkan di salah satu sisi selo langit sebagai prasasti dan pengingat warga akan deklarasi damai yang pernah dilakukan.
Acara Penandatanganan Deklarasi Damai ini mengakhiri sesi diskusi dan sharing sekaligus malam tirakatan. Sebagian warga pulang dan sebagian lagi menghabiskan malam di selo langit bersama para peserta camp pesona kebhinnekaan.
Comment (1)
[…] banyak undangan serta warga. Acara inti pada Festival Beda Setara ini adalah Orasi Kebangsaan oleh Alissa Wahid, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian. Ia dengan artikulatif menyampaikan bahwa keragaman adalah […]