Menangkal Hoax dengan Pendekatan 5W 1H
Menguatkan dunia literasi untuk menangani hoax dan ujaran kebencian sangat dibutuhkan dalam kehidupan sekarang ini. Sebab, membaca dan menulis menjadi salah satu upaya yang tepat untuk mengimbangi konten-konten negatif dan hoax yang sudah terbilang meluas di media sosial. Hal ini juga menjadi aspirasi bagi setiap orang untuk menambah wawasan dalam memahami tulisan atau konten-konten yang tersebar di media sosial. Apakah masuk dalam fakta yang membangun atau hanya sebuah opini belaka.
Dari sinilah konsep tentang 5W1H sangat dibutuhkan. Secara rinci 5W1H memiliki arti what (apa) berkaitan dengan peristiwa yang terjadi. Where (di mana) berkaitan dengan tempat di mana peristiwa terjadi. When (kapan) berkaitan dengan waktu peristiwa terjadi. Who (siapa) berkaitan dengan pelaku peristiwa. Why (mengapa) berkaitan dengan latar belakang terjadinya peristiwa. How (bagaimana) berkaitan dengan proses terjadinya peristiwa.
Dalam dunia pers atau jurnalis enam hal ini sangat dibutuhkan. Karena akan menyangkut fakta akan berita yang disajikan ke masyarakat. Apabila enam hal ini tidak ada dalam sebuah tulisan yang disajikan maka tidak menutup kemungkinan, itu hanya tulisan berbaur opini semata. Sebab, tidak menyajikan fakta yang akurat.
Inilah yang seharusnya dipahami seluruh jajaran masyarakat. Khususnya bagi orang-orang yang aktif dalam media sosial. Dengan tujuan memahami bagaimana memahami bahan bacaan sesuai dengan pembacaan 5W1H tersebut. Di mana seseorang yang mendapatkan informasi dari dunia maya tidak terjerumus dengan konten yang hoax dan ada narasi kebencian di dalamnya. Karena dirinya sudah memahami keabsahan fakta berita tersebut melalui pemahaman 5W1H.
Dalam artikel ICONNEWS salah satu narasumber yang bernama Adib, menekankan, bahwa cara paling sederhana untuk mengenali sebuah berita hoax atau bukan, pembaca atau penikmat media sosial disarankan mengecek lima elemen utama sebuah berita. Yakni mengenali 5W1H. Dan paling mudah itu paragraf pertama atau pemula lihat dulu ada 5W1H atau tidak, itu paling mudah untuk mengenali berita tersebut akurat atau tidak.
Sejatinya 5W1H adalah sebuah istilah yang umum dalam dunia jurnalistik, namun tidak hanya dalam dunia jurnalistik. Dalam setiap penulisan informasi entah itu dalam teks berita atau apapun. Unsur 5W1H digunakan untuk menjamin bahwa sebuah informasi dapat tersampaikan dengan baik. Sejalan dengan itu 5W1H disebut juga dengan istilah “Adiksimba” yang memili arti unsur yang digunakan untuk memahami inti sebuah berita atau juga untuk menentukan suatu pokok berita. Suatu berita dapat dikatakan baik jika dapat menjawab unsur-unsur yang terdapat dalam 5W+1H.
Pendekatan inilah yang seharusnya dikembangkan meluas. Karenanya bisa memberikan efek positif untuk membangun karakter seseorang dalam memahami berita dan informasi yang tersebar di dunia maya. Dengan kata lain, seseorang bisa membedakan mana informasi yang mendukung dan mana informasi yang menjerumuskan dirinya pada tatanan pemahaman yang hoax atau kebohongan semata.
Contoh sederhananya, dengan memahami konsep 5W1H yang seringkali digunakan dalam dunia pers, maka seseorang akan dengan mudah memahami tulisan berita yang tersebar hoax ataukah informasi yang akurat. Hingga dirinya bisa memahami dengan detail, bagaimana menjadi pribadi yang pandai menangkal hoax dan ikut ambil andil untuk menyebarkan konten-konten yang menyejukkan dan mengajak hidup jujur dengan penuh kerukunan. Baik di media sosial ataupun dalam dunia maya.
Menguatkan Budaya Membaca Sejak Dini
Membaca menjadi ladang yang sangat tepat untuk mengasah pikiran dan pengetahuan baru. Dengan membaca seseorang akan menemukan pemahaman-pemahaman absah dan mengerti mana yang fakta untuk dijadikan rujukan kehidupan, dan mana yang hanya sekedar opini masyarakat yang ingin dikenal orang lain. Sebagaimana pepatah kuno membaca membuka jendela dunia. Dengan membaca kita akan menemukan pemahaman-pemahaman baru yang bisa menjadi alternatif untuk menggali informasi-informasi yang akurat.
Percaya ataupun tidak, dengan senantiasa membaca akan membuat kita mengerti bagaimana membedakan mana berita yang hoax. Di sisi lain seseorang yang senantiasa membaca buku tidak akan gampang untuk terprovokasi dengan ujaran kebencian yang kerap kali terjadi di media sosial sekarang ini. Hal itu dikarenakan dirinya sudah memahami bagaimana menjadi insan yang cerdas dalam menyikapi informasi yang hinggap dalam dirinya.
Menguatkan membaca sejak dini itu sangat penting. Selain anak didik akan berpikir kritis, dirinya akan memahami betapa pentingnya sebuah pengetahuan. Pengetahuan yang suatu saat akan menjadi jalan untuk dirinya menempuh kehidupan yang lebih menantang. Hingga dirinya bisa berdiri sendiri untuk membangun perdamaian melalui dunia literasi.
Pada intinya, membaca harus dibarengi dengan pendekatan 5W1H, agar setiap apa yang dibaca tidak menyeleweng dalam tatanan kaidah bahasa. Di sisi lain juga tidak mengandung hoax dan ujaran kebencian. Maka sudah seharusnya 5W1H ditularkan kepada generasi selanjutnya. Agar bangsa ini tidak selalu dikelilingi oleh narasi-narasi kebencian, melainkan sebaliknya yaitu narasi perdamaian dengan segala perbedaan yang ada di dalamnya.
Tinggalkan Balasan