Mencari Akar Munculnya Islamophobia dan Terorisme
Islamophobia secara sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu macam ketakutan terhadap kelompok muslim yang selalu dikaitkan dengan berbagai peristiwa terorisme yang muncul di seluruh penjuru dunia.
Ketakutan itu semakin diperkuat dengan adanya data yang menunjukkan bahwa sebagian besar aksi terorisme selalu diaktori oleh kelompok muslim. Namun sebelum menjustifikasi pengertian tersebut sebaiknya kita perlu memahami konsep ketakutan yang sebenarnya.
Sebenarnya apa yang kita takuti? Seringkali ketika ditanya mengenai hal tersebut kegugupan justru datang sebelum alasan yang masuk akal muncul. Terkadang kecurigaan terlebih dahulu menghinggapi pikiran kita khususnya terhadap perilaku atau budaya Islam yang biasanya ada di lingkungan sekitar.
BACA JUGA: Pemimpin Bangsa Kita, Apa Kabar?
Kecurigaan Akibat Ketidaktahuan
Janet Reitman dalam wawancara bertajuk “It Helped Destroy People” dengan Terry Albury di The New York Times, pernah menceritakan bahwa seseorang pernah melaporkan tetangganya atas kecurigaan terhadap aktivitas tertentu, namun sebenarnya yang terjadi pihak dilaporkan tersebut terbukti sama sekali tidak bersalah.
Melalui contoh kasus itu kita dapat berpikir bahwa kecurigaan tersebut sebenarnya datang dari ketidaktahuan, begitupun selanjutnya ketidaktahuan akan melahirkan sebuah ketakutan. Kalau saja orang tersebut mengenal betul tetangganya dan kohesi sosial terjadi begitu baik maka sangat mustahil kecurigaan itu ada.
Lalu apakah salah apabila kita melakukan upaya pelaporan tersebut demi mencegah sesuatu yang tidak diinginkan terjadi di kemudian hari?
Salah satu filsuf bernama Richard Jackson mengatakan dalam karyanya “The Epistemological Crisis of Counterterrorisme” bahwa setelah kejadian 9/11, strategi penanggulangan terorisme sedang mengalami krisis. Sebab daripada menelusuri kasus yang telah memiliki cukup bukti, aparat keamanan justru mulai melakukan upaya pencegahan terhadap tindakan kriminal yang mungkin terjadi.
Walaupun berbicara mengenai kemungkinan yang akan terjadi seperti halnya menduga bahwa pasti esok hari sekumpulan alien akan menginvasi bumi, dengan kata lain tidak ada kemungkinan yang pasti.
Di sisi lain ketika banyak orang mengencam dan bahkan mengatakan bahwa teroris adalah iblis dan pantas di hukum mati, namun kenyataannya jarang sekali kita melihat permasalahan ini dalam konteks yang lebih luas.
BACA JUGA: Urgensi Kesehatan Bagi Kelompok Marjinal
Penyebab Islamophobia dan Terorisme
Seorang filsuf Perancis bernama Etienne Balibar dalam karyanya “We, the People of Europe?” menekankan bahwa kita perlu melihat permasalahan ini dalam konteks kegagalan pemerintah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Tidak bermaksud untuk membicarakan mengenai pihak mana yang disalahkan, akan tetapi setidaknya mungkinkah penyebab sebenarnya dari permasalahan adalah hal ini?
Seperti misalnya daripada mengupayakan untuk menangani permasalahan sesungguhnya (ekonomi dan politik) justru kita lebih berfokus terhadap ancaman yang sebenarnya dapat diatasi.
Di Indonesia sendiri kita sudah mempunyai lembaga bernama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang tentunya memiliki kompetensi untuk menangani ancaman terorisme.
Mungkin saja permasalahan terkait ancaman terorisme tersebut seakan tidak pernah tuntas karena justru disebabkan oleh permasalahan real di masyarakat yang belum diatasi. Pendapat Balibar bisa saja menjadi jalan pikir alternatif bagi pemerintah dalam menangani ancaman terorisme apabila mampu melihatnya dari aspek makro.
Meskipun tentunya tidak boleh lupa bahwa tugas utama kita sebagai masyarakat yaitu tetap menjaga kohesi sosial dan mau belajar lebih mengenal lingkungan di sekitar kita. Setidaknya hal itulah yang dapat kita lakukan untuk mengatasi Islamphobia dan Terorisme.
Comment (1)
[…] BACA JUGA: Mencari Akar Munculnya Islamophobia dan Terorisme […]