Pepatah Jawa: Njaga Ilat, Ulat Lan Ulah
Contents
Pepatah Jawa “Njaga Ilat, Ulat Lan Ulah” mengandung makna yang dalam tentang pentingnya menjaga ucapan, ekspresi, dan tingkah laku. Ini seperti sebuah pedoman hidup yang mengingatkan kita untuk bersikap dan bertutur dengan baik.
Ungkapan di atas adalah bagian dari Serat Wedhatama yang juga merupakan pitutur jawi – petuah untuk masyarakat Jawa.
Njaga Ilat: Berhati-hati Sebelum Berbicara
“Njaga Ilat“. Ilat dalam bahasa jawa berarti lidah, yang berarti menjaga lisan atau perkataan. Hal Ini mengajarkan kepada kita untuk tidak sembarangan saat berbicara, tetapi harus dengan sopan santun dan penuh pertimbangan. Setiap ucapan hendaknya membawa arti dan manfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Hindarilah perkataan yang menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain, apalagi menyebarkan berita bohong atau hoaks yang tidak ada gunanya.
Njaga Ulat: Biarkan Ekspresi Mencerminkan Kebaikan
“Njaga Ulat”. Ulat dalam bahasa jawa berarti mimik atau ekspresi wajah. Yang berarti menjaga ekspresi wajah. Dalam keseharian, kita mungkin mengenal istilah “ulate peteng” (wajah muram) dan “ulate padhang” (wajah cerah). Tentu saja, berhadapan dengan seseorang yang berwajah muram akan terasa kurang menyenangkan, sebaliknya, wajah yang berseri-seri akan membuat suasana ceria.
Ekspresi wajah yang dimaksud bisa berupa senyum, cemberut, marah, menahan tangis, dan lain sebagainya.
Njaga Ulah: Bertindaklah dengan Budi Pekerti Luhur:
“Njaga Ulah” berarti menjaga sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai kesopanan dan etika khas Jawa. Ini mencakup sikap hormat kepada sesama, rendah hati (andhap asor), dan perilaku terpuji lainnya.
Sebaliknya, jauhilah perilaku yang tidak sesuai dengan etika pergaulan, seperti berkata kasar, sombong, atau angkuh.
Dengan mengikuti pedoman “Njaga Ilat, Ulat Lan Ulah”, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, bertutur kata dengan santun, bersikap ramah, dan membawa pengaruh positif bagi lingkungan sekitar.
Baca Juga : Memahami Filosofi Jawa “Urip Iku Urup”
Ungkapan “Njaga Ilat, Njaga Ulat Lan Ulah” ini, Sebenarnya memiliki makna yang hampir sama dengan ungkapan “ajining dhiri dumunung ana ing lathi lan budi pekerti.”
Semoga bermanfaat bagi sobat damai semua.
Comments (4)
[…] dengan adanya bazar ramadhan dapat menciptakan kedamaian dan kerukunan antar warga yang heterogen. Meskipun acara bazar ramadhan ini merupakan kegiatan inisiasi dari takmir Masjid Al-Islam […]
[…] Paraning Dumadi bukan hanya sebuah falsafah Jawa, tetapi juga menjadi panduan hidup. Sebuah pengingat bahwa hidup ini singkat dan penuh […]
[…] keseluruhan, ‘mati sak jroning urip’ menekankan pentingnya introspeksi dan pengendalian diri. Dengan mematikan hawa nafsu negatif, seseorang tidak hanya hidup lebih damai dan bahagia, tetapi […]
[…] ini adalah kebijaksanaan memahami bahwa penampilan luar tidak mencerminkan esensi sejati. Melalui pepatah Jawa “sawang-sinawang”, kita belajar untuk menyadari bahwa setiap orang memiliki tantangan […]