Perayaan Cap Go Meh Dan Sejarahnya
Contents
Cap Go Meh adalah sebuah acara rangkaian penutupan tahun baru imlek yang dirayakan setiap 15 hari setelah imlek. Berdasarkan asal katanya “ Cap Go Meh” dari bahasa Hokkian, yang mempunyai arti Cap berarti sepuluh, Go berarti lima, dan Meh adalah malam. Perayaan tahun baru ini jatuh pada hari ke-15 berdasarkan kalender penanggalan Cina. Acaranya berturut-turut berupa perayaan tahun baru Imlek selanjutnya adanya sembahyang di Vihara dan puncaknya dengan perayaan Cap Go Meh.
Cap Go Meh Awal Mula Sejarahnya
Cap Go Meh sudah ada semenjak abad ke-17 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok pada (206 SM-221). Raja mengadakan perayaan pada malam ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Awalnya perayaan ini tertutup dan hanya oleh raja dan kaum bangsawan.
Setelah pemerintahan Dinasti Han berakhir, kemudian berlanjut oleh Dinasti Tang (618-907 M). Berbeda dengan Dinasti Han, Cap Go Meh ketika Dinasti Tang lebih terbuka karena rakyat juga ikut merasakan kemeriahan perayaan ini. Perayaan pesta ini bernama festival Yuanxiao atau festival Shangyuan. Festival ini semarak dan meriah dengan banyaknya lampion warna warni, adanya pertunjukkan barongsai dan kembang api.
Cap Go Meh di Indonesia tentu akan berbeda dengan perayaan di Cina. Perayaan di Cina dengan menyajikan makanan yang berasal dari darat, air dan udara. Perayaan ini tidak berlangsung satu malam bahkan ada yang merayakannya sampai pagi. Sedangkan di Indonesia sendiri Cap Go Meh hanya berlangsung di beberapa perkampungan Tionghoa dan biasanya menu yang ada adalah lontong Cap Go Meh dan Yuanxiao atau bola ketan yang tersaji dalam mangkuk bundar seperti wedang ronde. Yuanxiao ini melambangkan adanya persatuan keluarga Tionghoa di seluruh dunia.
Cap Go Meh 2021
Tahun baru imlek 2021 jatuh pada Jumat 12 Februari kemudian perayaan Cap Go Meh jatuh pada Jumat 26 Februari. Cap Go Meh tahun ini berbeda dengan tahun yang sebelumnya. Semua karena pandemi.
Baca juga Sejarah Pemberlakuan Imlek di Indonesia
Berdasarkan himbauan Pengurus Majelis Rohaniawan (Martrisia) dan Perhimpunan Tempat Ibadat Tridharma seluruh Indonesia, mengimbau agar masyarakat Tionghoa dalam menyambut Tahun Baru Imlek 2021 dan Cap Go Meh untuk merayakannya dengan kesederhanaan tanpa mengumpulkan orang banyak dan mengurangi kunjungan bertamu untuk mencegah penyebaran COVID-19 di tanah air. Oleh karena hibauan tersebut Cap Go Meh tahun ini hanya berlangsung sederhana. Bahkan ada yang hanya merayakan secara virtual karena tidak bisa pulang kampung.
Pesan Damai Dalam Perayaan Cap Go Meh
Festival Cap Go Meh bukan sekadar budaya etnis Tionghoa yang dilakukan turun-temurun. Festival ini juga menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang plural yang mempunyai banyak etnis. Perayaan Cap Go Meh ini juga menunjukkan walaupun masyarakat Indonesia hidup di dalam perbedaan tetapi masih bisa hidup berdampingan. Berbeda tapi tetap satu Indonesia.
Tinggalkan Balasan