Talk Show Perdamaian, Sebagai Bingkai Kebangsaan
Yogyakarta (15/11/2023) – Duta Damai Yogyakarta BNPT RI bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Perbandingan Madzhab (HMPS Perbandingan Madzhab), sukses menyelenggarakan acara Talk Show mengenai isu perdamaian. Acara ini bertempat di Convention Hall (lantai 2) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Acara ini mengusung tema, “Mengukuhkan Moderasi Beragama dalam Bingkai Kebangsaan.” Narasumber yang menjadi pengisi Talk Show tersebut yakni, KH. Jadul Maula (Ketua Lesbumi PBNU), Prof. Dr. Irfan Idris, M.A (Direktur Pencegahan BNPT RI), dan Prof. Dr. Phil. Syahiron Syamsudin, M.A (Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Juga ada Rachmatul Mala (Duta Damai Yogyakarta BNPT RI) yang bertindak sebagai moderator pada acara tersebut.
Talk Show mengenai isu perdamaian ini berlangsung pada pukul 08.00 wib s.d 12.00 wib. Sebagai opening, mengawali dengan bacaan ayat suci Al-Qur’an. Kemudian lanjut pertunjukan tarian persembahan dari perwakilan HMPS Perbandingan Madzhab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Serta, sambutan-sambutan baik dari pihak panitia Duta Damai Yogyakarta maupun HMPS Perbandingan Madzhab UIN Sunan Kalijaga. Selain itu, juga sambutan dari pihak wakil rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Peserta yang menghadiri Talk Show tidak hanya dari mahasiswa UIN Sunan Kalijaga ataupun Duta Damai Yogyakarta saja, namun terdiri dari beragam mahasiswa yang berasal dari beragam kampus, bahkan komunitas-komunitas yang ada di Yogyakarta. Antusiasme yang cukup tinggi pada acara ini membuat diskusi berjalan kian menggelora, sebab isu ini merupakan isu terkini dan menjadi hal yang penting. Juga, saling bertukar fikiran, gagasan, maupun solusi atas beragam permasalahan terutama seputar tema yang terkait perdamaian.
Esensi Damai
Perdamaian bukan hanya bersikap damai semata, namun lebih daripada itu. Seperti halnya menelisik isu perdamain yang sedang terjadi antar problematika Israel dan Palestina yang tak kunjung usai. Juga permasalahan rasisme, radikal, intoleran, dan masih cukup luas lagi. Problematika ini penting dan menjadi perbincangan untuk dapat menelisik secara fundamental agar dapat difahami kondisi yang terjadi sebenarnya serta dapat mendapatkan solusi yang bijak, meskipun dengan hal-hal kecil.
Baca juga Merajut Damai dalam Kebinekaan
Melansir dari Jurnal Soshum Insentif Universitas Pendidikan Indonesia, bahwa perdamaian menurut Marthin Luther King dalam sebuah kesempatan pernah mengungkapkan, “True peace is not merely the absence of tension: it is the presence of justice.” Kenyataannya, menggambarkan kedamaian seperti yang selama ini dipikirkan, upaya bersama, serta tidak sesederhana yang dipikirkan. Kata “perdamaian” adalah sesuatu yang cukup sakral dan penting. Tidak mengherankan jika perdamaian sendiri adalah perjuangan untuk mencapai sesuatu apa yang dimaksud dengan “meminimalisir hadirnya ketakutan dalam hidup” (Permana & Setiawan, 2021).
Senada dengan Ursula Franklin (dalam Machali, 2013, hlm. 43), berpendapat bahwa damai bukan hanya sekadar tidak adanya perang, tetapi terciptanya keadilan dan hilangnya rasa takut dalam
diri individu dan masyarakat.
Konsep damai menurut ilmuwan https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/09/153000269/teori-perdamaian-johan-galtung
Dari acara Talk Show perdamaian ini, maka harapannya dapat memahami konsep damai, bahkan juga dapat menjadi agen perdamaian. Berdamai baik dengan diri sendiri maupun orang lain, serta turut andil dalam menyebarkan pesan-pesan perdamaian kepada khalayak luas.
Referensi: Permana, S., & Setiawan, M. (2021). Penguatan Moderasi Beragama Melalui Peace Education Guna Mewujudkan Jurnalisme Damai. Jurnal Soshum Insentif, 4(2), 114–129. https://doi.org/10.36787/jsi.v4i2.598
Comment (1)
[…] proyek moderasi ini, ormas dan negara terlihat sangat kental kolaborasinya. Satu sama lain saling menguatkan untuk […]