free page hit counter

Bakso Pak Jam Ironayan: Bakso Legendaris di Yogyakarta

Bakso

Bakso Pak Jam Ironayan: Bakso Legendaris di Yogyakarta

Mana suaranya nih para pecinta bakso? kuliner satu ini memang memiliki peminat yang cukup banyak, cocok dinikmati di segala cuaca khususnya di musim hujan. Yogyakarta punya bakso legendaris yang wajib kalian coba yaitu Bakso Pak Jam Ironayan.

Kalimat syukur yang sering saya ucapkan “kalo sudah rejeki nggak bakal kemana kok,” salah satu wujudnya yaitu domisili di daerah yang dekat dengan kuliner terkenal satu ini, Bakso Pak Jam Ironayan.” Hanya dengan menempuh jarak sekitar lima menit dengan kendaraan roda dua saja sudah sampai lokasi.

Ini menjadi salah satu kuliner langganan wanita paruh baya yang sudah saya kenal dengan cukup baik sejak lama, kira-kira sejak saya pertama kali menginjakkan kaki di Yogyakarta saat memulai kuliah pada tahun 2017 akhir. Bu Sri, sapaanku untuknya. Dan berkat beliaulah saya mulai mengenal kuliner tersohor di Kota Pelajar ini.

Kuliner yang sudah ada sejak 1985 ini terkenal bukan tanpa alasan lho, seporsi dengan harga Rp15.000 kita sudah dapat empat buah bakso sedang dengan tekstur padat, lembut dan berserat saat menyentuh gigi. Bukan hanya itu, potongannya yang menyatu dengan gurihnya kuah kaldu menimbulkan sensasi renyah yang istimewa. Ditambah suwiran tahu, mie kuning dan daun bawang melengkapi keindahan dan kenikmatan kuliner legend yang satu ini ini.

Berlokasi di RT. 03, Baturetno, Banguntapan, Plakaran, Baturetno, Kec. Banguntapan, Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Tepatnya di samping Masjid Ar Rayyan yang tidak jauh dari Pasar Ngipik Baru. Bakso Pak Jam Ironayan juga dekat dengan wisata alam salah satu kebanggaan Potorono yaitu Embung Potorono. Meskipun lokasinya cukup masuk perkampungan dan jauh dari pusat kota, warung ini ramai dikunjungi oleh banyak orang yang sudah cocok dengan rasanya.

Akses menuju lokasi juga cukup mudah, bisa dengan transportasi roda dua ataupun mobil. Area parkir yang ada juga cukup luas. Selain itu, kalian juga bisa memilih menikmati hidangan dengan lesehan atau duduk di meja yang tersedia.

Ngomongin bakso, jadi laper nih. Hehe
Eits, jangan khawatir. Warung ini buka hampir setiap hari kok, mulai pukul 10.00 hingga 18.30 WIB. Namun, khusus hari Jum’at tutup. Pelayanannya juga sangat bagus, pernah suatu hari saya datang sebelum jam buka, tetapi saya tetap dilayani dengan sangat ramah, dan tidak perlu waktu lama kuliner sudah siap disantap.

By the way, kalian tau nggak bedanya bakso versi Lamongan dengan Yogyakarta?

Bukan bermaksud membandingkan, karena tiap kota punya kekhasan masing-masing. Tetapi, sebagai orang Lamongan yang pertama kali makan bakso versi Yogyakarta agak heran karena ada beberapa perbedaan. Sajian versi Lamongan yang biasa saya jumpai adalah potongan kubis dan mie putih (bihun) beserta bakso dengan beragam ukuran, saos tomat merah yang khas. Dan satu lagi, menu pendampingnya kalau di versi Lamongan yaitu lontong dan es degan (kelapa muda). Itulah yang membuat hubungan antara bakso dan es degan cukup erat. Karena di mana ada bakso, di situlah es degan hadir. hehe

Lain halnya dengan versi Lamongan, sajian ala Yogyakarta berisi potongan tahu goreng, mie kuning, bakso goreng (kadang-kadang) dan bakso uratnya yang khas dengan beragam varian ukuran bahkan sampai super jumbo. Perbedaan rasa membuat lidah saya mengantongi banyak referensi cita rasa kuliner ini dan dengan lainnya di kota yang berbeda saja saya belajar bahwa perbedaan rasa di antara kuliner Nusantara adalah Rahmat. Baik di Lamongan maupun di Yogyakarta sama-sama memiliki singgasana terbaik di hati saya. Sampai saat ini, bakso Pak Jam Ironayan merupakan nominasi kuliner terfavorit di Yogyakarta.

Editor: Bennartho Denys

Share this post

Comment (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *