free page hit counter

Bedah Penyebab Kampanye Hitam Berselimut ‘Hoax’ & SARA Sering Terjadi Jelang Tahun Politik

Fake News

Bedah Penyebab Kampanye Hitam Berselimut ‘Hoax’ & SARA Sering Terjadi Jelang Tahun Politik

Contents

Hoax, Ujaran Kebencian dan Politisasi Sara menjadi problematika klasik pesta demokrasi negeri ini. Generasi Milineal mempunyai andil besar sebagai penerus generasi bangsa, oleh sebab itu penanaman politik etis, politik ramah yang memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kesejahteraan harus tertanam di kalangan pemuda. Mengambil tema “Posisi Pemuda Dalam Meminimalisir Ujaran Kebencian dan Politisasi Sara Jelang Pemilu 2024” berharap peserta mampu memiliki kesadaran kritis terhadap pesta demokrasi 2024. Sabtu, 19 Agustus 2023. Duta Damai BNPT Regional Yogyakarta menghadiri acara desiminasi bertajuk Forum Group Discussion oleh Pemuda AMPUH (Aksi Menolak Politik Uang, Ujaran Kebencian, Politisasi Sara, dan Hoax). Komunitas Pemuda AMPUH lahir atas inisiasi Badan Pengawas Pemilu Kota Yogyakarta.

Hadir sebagai pemantik dalam diskusi ini Noor Harsya Aryo Samudro selaku Komisioner Bawaslu Kota Yogyakarta, dan Fitri Indri Kesumawati selaku Korwil MAFINDO Yogyakarta. Noor Harsya menuturkan bahwasannya lahirnya  Pemuda AMPUH berangkat melalui sebuah  kegelisahan pemilu 2019. Pelaksanaan pemilu kala itu banyak muncul isu-isu sara oleh para pelaku dan pendukung oknum politik. Pembunuhan karakter seolah-olah menjadi senjata tajam dalam perhelatan pesta demokrasi kala itu. Sikap fanatisme golongan lahir melalui propaganda-propaganda konsolidasi pemenangan. Menilik peristiwa tersebutlah kemudian muncul inisiasi untuk membentuk forum Pemuda AMPUH.

Dialektika Isu dan Problematika

Duta Damai Yogyakarta turut serta dalam Forum Group Discussion oleh Pemuda AMPUH (Aksi Menolak Politik Uang, Ujaran Kebencian, Politisasi Sara, dan Hoax)
Duta Damai Yogyakarta turut serta dalam Forum Group Discussion oleh Pemuda AMPUH (Aksi Menolak Politik Uang, Ujaran Kebencian, Politisasi Sara, dan Hoax)

Komisioner BAWASLU tersebut memulai diskusi dengan memaparkan pentingnya kesadaran kritis sebagai pemuda atau partisipan dalam pemilu. Beliau menjelaskan bahwasannya setiap pemilih harus merdeka menentukan pilihannya. Penggiringan opini, rayuan politik, bahkan money politic kiranya harus benar-benar terminimalisir sejak awal, agar para pemilih tidak terjebak dalam kubangan-kubangan arus politisasi golongan. Pemilih muda harus memiliki kesadaran mutlak, agar tidak mudah teralienasi oleh bujuk rayu janji politik saat kampanye.

Kemudian perihal kampanye hitam dengang berbagai isu hoax dan sara. Persoalan tersebut memang sengaja diciptakan oleh kelompok-kelompok politik untuk ekspansi kekuasaan dan pengaruh pada masyarakat. Pemilih khususnya para pemuda harus memiliki narasi mutlak yang kritis sebagai perlawan atas isu-isu yang berkembang. Independensi hak setiap orang harus terlindungi, karena semakin besar pengaruh suatu kelompok maka semakin besar pula kuasa mengatur pilihan hidup seseorang.

Fitri Indri Kesumawati menekankan pentingnya literasi digital. Perubahan dunia komunikasi dan informasi dari manual menuju digital memberi pengaruh besar. Penyakit-penyakit digital banyak bermunculan di tengah perpindahan dunia nyata ke dunia maya. Korwil MAFINDO tersebut menjelaskan adanya empat pilar berdigital yaitu etika digital, cakap digital, keamanan digital, dan keterampilan digital. Keempat pilar digital mendorong pemanfaatan teknologi yang produktif, aman, beretika, dan berbudaya.

Suasana saat sesi Forum Grup Discussion
Suasana saat sesi Forum Grup Discussion

Menarasikan Problem Solving

Pandemi Covid-19 menuntut segala kegiatan harus secara online, walaupun pandemi telah berlalu, tetapi kebiasaan online ini masih sangat lekat. Kemudahan akses membuat sebagaian besar masyarakat memilih menetap, bahkan beberapa pengusaha menyediakan akses online sebagai kemudahan bertransaksi. Penyakit media sosial lambat laun terus berkembang, berita bohong atau hoax kini memiliki berbagai jenis yaitu misinformasi, disinformasi, malinformasi. Selain itu kini juga muncul permasalahan baru terkait penyalahgunaan AI (Artificial Intelegence) sebuah sistem yang mampu berfungsi layaknya manusia. Penyalagunaan bidang ini sangat sulit terdeteksi, hampir kecil kemungkinan kesalahan produk hasil AI.

MAFINDO menawarkan konsep Pre-bunking dan De-bunking untuk menanggulagi penyakit digital. Pre-bunking merupakan suatu cara pencegahan sebelum kita mengkonsumsi informasi dari media sosial. Cara ini sebagai penguatan imunitas kita agar tidak mencerna berita secara kasat mata. Butuh kajian dan verifikasi mendalam terhadap suatu narasi, dan kebenaran suatu berita. De-bunking adalah cara agar kita dapat mencerna informasi dengan baik. Apabila terdapat ujaran-ujaran kebencian atau hoax, maka kita wajib untuk mencari kebenaran, lalu melakukan klarifikasi terhadap berita tersebut. Teknik ini sebagai sarana Re-Framing terhadap konten-konten pemicu konflik. 

Tanggapan Duta Damai Yogyakarta

Duta Damai Yogyakarta, pada kesempatan ini di wakili oleh Koordinator, Hudalloh dan Wakilnya, M. Sahrul Khirom memberikan tanggapan. “Hoaks itu tercipta oleh uang dan kekuasaan sedangkan klarifikasi tercipta oleh relawan, jika mental-mental seperti ini masih belum hilang maka sulit menyelesaikan”, ujar Hudalloh. Sedangkan Sahrul menambahkan “Selain hoaks permasalahan lain dalam pemilu adalah politik identitas, tidak terelakkan bila seorang ingin mencalonkan diri maka identitas latar belakang dia lahir tidak akan bisa terpisahkan”. Masalah identitas ini memang sudah menjadi masalah klasik, terlebih jika bersinggungan dengan agama maka konflik akan semakin besar. “Mungkin yang harus menjadi perhatian adalah masalah politisasi jikalu agama dan identitas dipolitisasi maka konflik mutlak akan muncul”, tambahnya.

Pemantik menawarkan beberapa rekomendasi problem solving salah satunya adalah memperkuat kesadaran politik dan pluralis bagi para pemuda. Menanamkan netralitas tidak hanya dalam ranah pemerintah, pelaksana, pemilih, atau elit politik saja, akan tetapi pada ranah regulasi narasi ini juga harus menjadi bahasan utama dan terrealisasikan dalam bentuk aturan. Selain itu menajamkan nalar-nalar kritis untuk memperbaiki sudut pandang.

Di akhir sesi para pemantik memberikan beberpa narasi kunci perihal masalah ini Komisioner Bawaslu memaparkan bahwasannya ketimpangan alat produksi dan kesenjangan ekonomi memunculkan hoax dan politisasi SARA adalah alat untuk mempertahakan pengaruh dan kekuasaan. Sedangkan Korwil MAFINDO memaparkan bahwa politik tidak melulu hanya partai karena pada dasarnya power itu luas dengan berbagai bentuk dan kemasan. Kegatan ini dilanjukan dengan ramah tamah dan foto bersama.

BACA JUGA: Agustusan Duta Damai Dolanan Damai

Editor: Bennartho Denys

Share this post

Comments (3)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *