free page hit counter

Dorong Laba Lewat Gerobak

Dorong Laba Lewat Gerobak

Contents

Sosialisasi Budaya Baca

Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY bekerjasama dengan DPRD DIY kembali mengadakan sosialisasi minat baca dan literasi kepada masyarakat. Menghadirkan narasumber Anton Prabu Semendawi selaku anggota DPRD DIY, Pranasik Faihaan selaku owner Sovva Label dan Mini GK selaku Duta Baca sekaligus Duta Damai BNPT. Mengambil tema Dorong Laba Lewat Gerobak, kegiatan  ini berjalan di Tegaltirto Berbah Sleman.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan dan membiasakan literasi di tengah masyarakat yang heterogen. Dengan hadirnya para narasumber yang sesuai dengan bidangnya dapat memacu para masyarakat untuk tergerak membuka usaha atau memperluas jaringan usahanya.
Buku Dorong Laba Lewat Gerobak (Modal 2 Juta Balik Modal Kurang Dari 2 Bulan) mengajarkan cara-cara untuk memulai usaha dari persiapan sampai dengan penghitungan modal. Mengenalkan berbagai usaha rumahan yang bisa kerjakan dengan gerobak. Bukan tanpa alasan gerobak menjadi hal yang istimewa pada buku dan pembahasan ini.

Dorong Laba Lewat Gerobak

Alasannya adalah peminat usaha gerobak sudah menjamur. Gerobak tak lagi berfungsi sebagai tempat usaha melainkan berperan sebagai imej. Kalau dulu orang memakai gerobak karena merasa belum punya warung atau toko/ ruko, berbeda dengan masa kini. Orang-orang memilih gerobak karena ingin menunjukkan citra bahwa gerobak juga berkelas.

Kelebihan gerobak dibanding dengan kios atau warung adalah bisa dibawa kemana-mana dan tidak memakan banyak tempat. Dengan gerobak juga bisa bereksperimen mau membuat suasana yang seperti apa. Lokasi juga bisa berpindah mengikuti costumer.

Mulai Usaha Milikmu

Pranasik dari Sovva Label memberi contoh dalam mengelola bisnis. Selain fokus di dunia fashion, beliau juga mengelola brand kosmetik makeup juga punya start up yang bergerak dalam bidang literasi. Pengetahuan Manajemen penting untuk menumbuhkan kinerja perusahaan.

Sementara itu Mini GK selaku perwakilan penerbit dan penulis mengingatkan kepada hadirin untuk selalu membagi kantong antara kantong usaha dan kantong harian. Menurutnya tidak baik mencampur aduk dompet Modal usaha dengan dompet kebutuhan harian. Harus ada kontrol yang membatasi biar tidak saling mengganggu.

Dalam kesempatan itu juga DPRD DIY memaparkan tentang program MTU (mobile training unit). Sebuah perigtam pelatihan kerja yang semuanya sponsor dari pemerintah lewat program kerja DPR. Program ini menyasar kelompok masyarakat agar bisa mandiri setelah mendapat pelatihan dan suntikan modal awal. Harapannya program ini mampu membantu kelompok masyarakat untuk mendirikan usahanya sendiri. Minimal menambah skil untuk bisa terjun di dunia kerja.

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *