free page hit counter

Hari Lahir Pancasila Saatnya Damai Dan Toleran

Hari Pancasila

Hari Lahir Pancasila Saatnya Damai Dan Toleran

Hari lahir Pancasila mengingatkan kita kembali akan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam dasar negara Indonesia ini. Pancasila sebagai pandangan hidup tentu saja bukan hanya sebatas teori tanpa dasar dan tujuan. Walaupun bangsa Indonesia hidup dalam perbedaan, namun Keutuhan NKRI adalah yang utama. Berbeda kepribadian, kebiasaan, suku, budaya dan agama bukan alasan untuk tidak saling menghormati dan bertoleransi.

Hari lahir Pancasila
image : Instagram Duta Damai Yogyakarta https://www.instagram.com/p/ByJ4-sbArG0/

Pancasila adalah jaminan dan harapan bangsa Indonesia untuk dapat hidup damai berdampingan. Pancasila mengajarkan kepada kita semangat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sederajad, yang mempunyai martabat mulia sebagaimana dia adalah sesama makhluk Tuhan Yang maha Esa.

Pancasila juga menjamin kesamaan hak dan kewajiban masing-masing pribadi untuk dapat hidup damai sesuai dengan pilihan hidupnya tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, status sosial, dari suku dan keturunan mana dia berasal, termasuk juga dalam hal keyakinan.

Pancasila adalah anugerah Tuhan kepada bangsa Indonesia yang dilantarkan oleh para pendahulu dan pendiri negara ini. Selain Pancasila adalah panduan hidup berbangsa dan bernegara, Pancasila adalah juga benteng yang kokoh untuk masukknya ideologi lain yang berusaha mencerai beraikan bangsa.

Berikut adalah sebuah tembang jawa karya seorang putra bangsa yang dipersembahkan khusus dalam rangka peringatan hari Pancasila :

KIDUNG PANCASILA

SINOM

1.Wiwit mudha Nusantara/
Ngugemi dhasar negari/
Mung sawiji Pancasila/
Angesuhi N.K.R.I./
Wis dadi rega mati/
Kukuh bakuh tan amingkuh/
Putra bangsa negara/
Mbélani saéka kapti/
Kanggo mangun mrih Nusantara sentosa//

2.Manembah Gusti sajuga/
Silané kang angka siji/
Ngayomi wong Nusantara/
Merdika milih agami/
Laku ngimani Gusti/
Tan bisa ingarubiru/
Kapindho kamanungsan/
Tresna sesami dumadi/
Ora nganggo emban cindhé mban siladan//

3.Saéka sa Nusantara/
Silané ingkang kaping tri/
Manéka suku budaya/
Indonesia nyawiji/
Nggènira olah nagri/
Sareng lan kawulanipun/
Musyawarah kang wicak/
D.P.R. wakilirèki/
Lah punika kaping pat lan candhakira//

4.Pungkasan kang kaping lima/
Adil kanggo sanegari/
Merauke nganti Sabang/
Aja kongsi éwa ati/
Mangun nagri waradin/
Dadiné ora tumpangsuh/
Punika Pancasila/
Dhadhagana praptèng lalis/
Dimèn tentrem Nusantara salaminya//

5.ANtepé ngluri budaya/
TONto saking jaman nguni/
SUpaya ora kélangan/
PARandéné tan kadugi/
NYObi sagaduk mami/
BOdho tur karoban cubluk/
CAHyanira tan ana/
DÉ seratané tan aji/
SAged kula namung nyuwun pangaksama//

Sorblimbing,Tumpak Jenar 18112017
28 Sapar 1951 Dal, Wuku Langkir,
Ki Sandinama.

Ketikan bahasa Indonesia (terjemahan) :

1.Sejak semula Nusantara usia muda,
Sudah menetapkannya,
Satu dasar Pancasila,
Sebagai pemersatu NKRI,
Yang sudah harga mati,
Tetap setia tidak akan berkhianat,
Semua anak bangsa,
Bersatu membela dan mempertahankan,
Untuk membangun Nusantara yang kuat.

2.Ketuhanan Yang Maha Esa,
Itu sila pertama,
Melindungi segenap warga negara,
Bebas memilih agama yang dianut,
Sebagai ungkapan iman kepada Tuhan,
Tidak ada yang bisa menganggu gugat,
Kedua Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Sebagai ungkapan cinta sesama,
Tanpa pandang bulu.

3.Persatuan Indonesia,
Itu sila yang ketiga,
Bangsa yang majemuk ini,
Adalah satu Indonesia,
Bagaimana menyelenggarakan negara,
Bersama dengan rakyatnya,
Kerakyatan yang dipimpim oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusawaratan perwakilan,
Wakil rakyat ada di DPR,
Itulah sila ke empat dan berikutnya.

4.Terakhir sila kelima,
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
Dari Sabang sampai Merauke,
Jangan ada yang iri hati,
Pembangunan negara merata,
Tidak ada yang dianaktirikan,
Itulah Pancasila,
Pertahankan sampai titik darah terakhir,
Agar Nusantara tentram dan sentosa.

5.Maksud hati memelihara budaya,
Meneladani moyang tempo dulu,
Agar tidak kehilangan,
Namun kemampuan penulis terbatas,
Mencoba sesuai kemampuan,
Bodoh kurang pengetahuan,
Hasilnya kurang bermutu,
Tulisan tidak indah,
Penulis mohon maaf.

Selamat Hari Lahir PANCASILA !

Share this post

Comment (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *