free page hit counter

Waspada Scarcity Trauma Mengintai

Waspada Scarcity Trauma Mengintai

Contents

Mengenal Scarcity Trauma

Apakah kamu termasuk orang yang mempunyai sejarah serba kekurangan pada masa lalu? Lalu setelah kamu sukses hari ini kamu suka menimbun atau menyimpan barang-barang di rumah? Barang-barang yang kamu simpan dengan alasan balas dendam karena akhirnya bisa memilikinya. Barang yang kamu anggak punya banyak kenangan, lucu atau sekadar sayang kalau dibuang. Atau malah barang baru yang sayang kalau dipakai. Waspada bisa jadi kamu terkena scarcity trauma.

Apa itu scarcity trauma dan kenapa perlu waspada? Secara singkat scarcity trauma adalah kondisi psikologi orang yang dulu serba kekurangan atau pernah susah sehingga merasa cemas jika harus membuang barang. Orang dengan kondisi seperti ini biasa suka menyimpan barang yang sudah tidak kepakai. Bisa jadi barang yang ia simpan memang sudah tidak layak pakai atau memang barang baru. Pokoknya orang dengan scarcity trauma cenderung mempertahankan barang miliknya. Tidak ingin membuang atau memberikan pada orang lain. Apa pun kondisi barangnya.

Mungkin kalau barang masih baru bisa saja suatu hari nanti kepakai. Tapi untuk kasus trauma ini tidak demikian. Beli baju baru, cuma teronggok di lemari karena sayang mau memakainya. Punya makanan basi masih mau memakannya karena tidak tega untuk membuangnya. Jelas makanan basi tapi sayang kalau dibuang. Baju atau sepatu yang sudah kekecilan, tetap disimpan karena merasa bangga.

baca juga Pola Pikir Anak Muda

Bermula Dari Kekurangan Lanjut Sayang

Umumnya kondisi seperti ini terjadi karena orang dengan scarcity trauma ini dulunya pernah merasakan kekurangan atau hidup susah sehingga merasa cemas kalau barang yang kini ia miliki harus lepas dari tangannya. Bukan pelit. Tapi lebih kepada takut atau khawatir jika akan balik ke kondisi sebelumnya (baca: kekurangan). Jadi mereka lebih memilih untuk tidak membuang dan menyimpan barang miliknya meski sebenarnya barang itu sudah tidak layak pakai.

Tentu saja hal ini kurang baik. Sebab dalam rumah akan penuh dengan barang-barang yang boleh kita bilang sampah (tidak guna). Keberadaan barang-barang ini tentunya memakan tempat dan menjadikan pemandangan kurang nyaman. Belum lagi energi negatif yang muncul karena benda tidak manfaat ini.

Mari Mulai Menata Kembali

Seandainya kamu adalah orang yang hobi menumpuk barang atau sayang memakai barang, sebaiknya mulai beberes hari ini juga. Mulailah untuk memisahkan antara barang yang masih layak guna dan barang yang sudah benar-benar sampah. Ambil barang yang memang kamu mau dan kamu pikir penting.

Buang barang yang memang itu tidak lagi layak alias sampah. Sementara barang yang masih bisa terpakai bisa kamu jual murah (prelove). Atau bisa juga kamu donasikan kepada orang yang membutuhkan. Dari pada cuma teronggok berdebu tidak manfaat sama sekali. Toh barang-barang yang kita punya juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Tidak usah takut miskin hanya karena membuang barang yang tidak penting. Karena memang sejatinya sampah haruslah kita singkirkan. Jika sudah berhasil memilah dan memilih maka jangan tergoda untuk kembali membeli hal yang sama. Bijaksanalah dalam mengelola barangmu. (Min)

Share this post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *