Anak Muda dan Media Sosial
Media sosial adalah salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang cukup pesat. Media sosial dapat digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain tanpa batas ruang dan waktu. Semua orang dapat saling mengirim pesan dan juga bertukar berita terkini. Namun, apakah dengan kemajuan ini anak muda memanfaatkan media sosial secara positif dan bertanggung jawab?
Dikutip dari Okezone.com pada tahun 2018, pengguna internet dimulai dari usia 5 tahun. Paling banyak pada usia 15-19 tahun atau masa remaja. Masa peralihan mencari jadi diri. Belum dewasa secara pikiran dan mental. Kadang ceroboh dan kurang hati-hati dalam bertindak. Media sosial bagai pisau bermata dua, maka perlu disikapi dengan bijaksana dalam penggunaannya.
Baca juga Dahsyatnya Media Sosial
Berita Bohong
Berita bohong adalah salah satu permasalahan yang tidak ada habisnya. Kita bisa mudah menemukannya di media sosial. Sering kita tidak sadar menyebarkan berita tanpa mengecek kebenarannya hanya demi cap “paling update”. Padahal sebaiknya kita bisa mencari apakah benar atau tidak berita tersebut.
Banyak dari kita yang memiliki grup pesan keluarga. Biasanya di sana sering kita jumpai keluarga kita menyebarkan berita dan info yang kadang belum benar. Misalnya tentang obat menyembuhkan beragam penyakit dan fenomena alam yang aneh.
Sebagai anak muda melek teknologi informasi sudah sewajarnya kita memberikan informasi pada keluarga kita agar tidak mudah membagi berita yang belum jelas. Jangan lupa saat baca berita jangan cuma fokus judulnya tetapi membaca secara utuh.
Ujaran Kebencian
Selain berita bohong ada juga ujaran kebencian yang sering beredar di medsos. Hal ini akan jadi masalah yang sangat berdampak pada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bayangkan, di Indonesia yang beragam ini terdapat oknum yang menjelekkan salah satu suku yang terdapat di Indonesia. Kalau ada oknum yang sengaja memprovokasi dengan postingan-postingan seperti itu, lebih baik jangan ikut membagikan.
Selain berita bohong, ujaran kebencian ada juga penipuan. Biasanya penipuan berkedok dapat kuota gratis, uang gratis, atau produk gratis. Ini adalah sedikit dari dampak negatif sosial media yang wajib kita hindari.
Penipuan zaman sekarang semakin canggih. Oknum penipu memanfaatkan data yang sudah kita isikan tanpa sadar. Phising atau yang disebut pengelabuan online dilakukan agar kita memberikan informasi yang bersifat privat untuk kepentingan oknum yang jahat mengambil data-data kita.
Maka sudah seharusnya kita lebih berhati-hati dalam bersosial media.
Sebagai pemuda kita harus melek informasi. Kita wajib meningkatkan budaya literasi. Salah satunya melalui website Kominfo. Di sana kita dapat mengetahui benar atau tidaknya sebuah berita.
Sebagai anak muda kita berperan membantu sesama yang belum mengerti tentang kejahatan di sosial media. Jangan sampai kita atau teman kita menjadi korban kejahatan di sosial media. Mari kita bersama-sama ciptakan kehidupan yang aman dan damai. Baik di dunia nyata maupun dunia virtual.
Comments (3)
[…] saatnya bagi para generasi muda menjadi seorang yang cerdas dalam bermedia. Dalam skala sehari-hari, semisal, seperti update […]
[…] Baca juga Anak Muda dan Media Sosial […]
[…] geografis yang jauh dari perkotaan atau kondisi di wilayah pelosok, terpencil, yang umumnya akses jaringan cukup sulit. Bukan hanya jaringan, tetapi juga terkadang aliran listrik belum tersalurkan secara […]