Belajar Filsafat Itu Mudah! Berikut 6 Komunitas Filsafat di Yogyakarta yang Bisa Jadi Teman Diskusi
Contents
Belajar filsafat sangat menyenangkan bila dilakukan melalui forum diskusi atau komunitas. ‘Ibu dari segala ilmu’ ini cenderung lebih sulit dipahami apabila dipelajari sendirian tanpa memanfaatkan ruang tukar pikiran dengan orang lain. Itulah alasan filsafat sering disebut ilmu yang sulit untuk dipahami, padahal sebenarnya tidak demikian bila kita bisa mengetahui cara terbaik untuk mendalaminya, salah satunya melalui diskusi.
Ada banyak komunitas filsafat yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di Yogyakarta. Berikut komunitas filsafat yang ada di Yogyakarta yang bisa kamu ikuti:
1. Ngaji Filsafat Masjid Jenderal Sudirman
Berlokasi di Masjid Jenderal Sudirman, Jl. Rajawali No.10, Demangan Baru, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, komunitas ini sangat cocok bagi para pemula hingga ‘sepuh’ untuk belajar soal teori-teori filsafat. Berbeda dengan metode pengajaran di kampus, belajar filsafat di Masjid Jenderal Sudirman serasa sedang nongkrong dengan teman-teman ‘tongkrongan’ rasanya adem dan mudah dimengerti. Itu lantaran mempelajari teori filsafat yang rumit dengan merelevansikannya dengan kehidupan atau fenomena sehari-hari, sehingga memahami filsafat jauh lebih mudah ketimbang membaca buku primer yang ketebalannya melebihi dinding tembok rumah anda. Penasaran? coba saja hadir setiap malam Rabu mulai pukul 20.00 WIB ya!
2. Collective Academia
Komunitas filsafat yang ini juga tak kalah seru menurut saya. Sebab ada kegiatan diskusi rutin di Waroeng Halaman, Karanggayam, Caturtunggal, Sleman. Hadir secara luring jauh lebih menyenangkan ketimbang daring, soalnya bisa bertatap muka secara langsung dengan para ‘sepuh’ di dunia filsafat, nih. Tema diskusi juga variatif dari mulai filsafat timur hingga filsafat barat semuanya ada, ya tergantung pemantiknya siapa aja, sih. Biasanya diskusi rutin setiap Jum’at malam, namun sekarang sepertinya jadwalnya tentatif ya, kadang Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Sabtu bahkan Minggu. Jadi depends on pemantik sama pengurusnya yang jelas.
3. Sekolah Basis
Kalau belajar filsafat di Sekolah Basis sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Pasalnya, kamu bisa berdiskusi langsung dengan para pakar filsafat di bidangnya, mulai dari Romo Setyo Wibowo, Dr. J. Haryatmoko, Prof. Dr. F. Budi Hadirman, Franz Magnis Suseno dan masih banyak lagi. Pastinya kamu enggak bakal nyesel kalau ikut ‘ngopi’ sama para ‘sepuh’ tersebut. Hanya saja untuk bisa ikut Sekolah Basis, ada biaya pendaftarannya kalau waktu itu saya ikutan pada 2020 silam. Tapi menurut saya sangat worth it dengan segala kemewahan di dalamnya. Kala itu, diskusi berlangsung selama kurang lebih 2 bulan ya, jadi ada satu sesi setiap pekan dengan durasi waktu 2 jam. Mulai dari jam 4 sore hingga waktu buka puasa (soalnya waktu itu sudah memasuki bulan Ramadhan). Oh iya, lokasinya di Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, nih. Keren kan?
4. LSF Cogito
Kultur diskusi di LSF Cogito menurut saya lebih sangat akademik, sebab mostly diisi oleh mahasiswa Filsafat UGM. Setiap ikut diskusi rasanya jadi orang keren aja karena pakai diksi yang langka, (menurut saya). Walau begitu, saya cukup menikmati diskusi bersama LSF Cogito, meski saya masih awal soal filsafat tapi kalau udah minimal baca buku ‘Dunia Sophie’ ya saya pikir udah bisalah paham dikit-dikit arah obrolannya. Lokasi diskusi ada di selasar Fakultas Filsafat UGM. Waktu mulai biasanya sore habis jam kuliah kelar.
5. Ze-No
Tahu komunitas filsafat yang satu ini juga berkat ikut diskusi bersama teman-teman Collective Academia. Sebab ternyata kebanyakan mereka juga bagian dari Ze-No. Tema diskusinya menurut saya lebih berat ketimbang Collective Academia. Itu lantaran fokus diskusinya seputar problem metafisika dan logika yang tentunya tidak sembarang orang langsung bisa paham. Serupa dengan LSF Cogito, para penggawa Ze-No lebih banyak menyalurkan pemikiran mereka melalui tulisan yang dipublikasi dalam situs resminya. Coba mampir dan baca-baca dulu deh sebelum memutuskan ikut diskusinya.
6. Antinomi Institute
Bisa dibilang ini berbeda dengan komunitas filsafat lainnya. Antinomi Institute bergerak di bidang publikasi dan penerjemahan karya-karya filsafat mancanegara ke dalam bahasa. Tujuannya supaya akses pengetahuan filsafat akan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Kendati fokus di bagian publikasi e-book dan sejenisnya, organisasi nirlaba yang satu ini juga biasanya menggelar ruang diskusi atau lebih tepatnya bedah buku kali ya, yang tentunya juga menarik untuk diikuti oleh para peminat filsafat khususnya di Yogyakarta.
Nah, itulah 6 komunitas filsafat di Yogyakarta yang bisa jadi referensi buat kamu yang bingung belajar filsafat mulai dari mana. Belajar filsafat itu mudah kok selama ada niat dan teman buat diajak diskusi. Kalau belajar sendirian ya pasti lebih sulit ya meski bukan berarti mustahil. Cuma kalau bisa bisa ‘bareng-bareng’ kenapa harus sendiri? Ingat kata Lord Uchiha Itachi “Tidak peduli betapa kuatnya dirimu, jangan pernah mengatasi semuanya sendirian, sebaliknya kau pasti akan gagal. Jangan pernah lupakan teman-temanmu,”
Salam Kebajikan,
BACA JUGA: Pentas Budaya Nusantara: Selebrasi Hari Sumpah Pemuda ala Pemuda RW 09 Pengok
Tinggalkan Balasan