Salafi yang Tidak Kita Pahami
Salah satu terminologi yang kerap kita lekatkan dengan sikap keras dalam beragama adalah Salafi-Wahabi. Kendati dua kata ini mempunyai titik demarkasi, tidak sedikit yang menggunakannya secara bersamaan. Meski begitu, hal tersebut tidak akan menjadi pembahasan tulisan ini. Diskusi di dalam tulisan ini berpijak pada pertanyaan mendasar, apakah Salafi pasti bersifat ekstrem?
Pertanyaan ini menjadi menarik untuk kita ulik mengingat beberapa orang menganggap bahwa Salafi pasti keras. Padahal, tidak senantiasa demikian kenyataannya. Kalau berpijak pada apa yang mereka anggap sebagai tradisi Salaf, iya. Tetapi, hal tersebut tidak senantiasa meniscayakan kelompok tersebut keras. Kendati begitu, saya memahami mengapa sebagian besar menganggap kelompok ini keras. Sebab, orang-orang yang muncul ke permukaan adalah yang demikian.
Menuju Pemahaman yang Komprehensif
Di sisi lain, ada kesalahpahaman yang menimpa kaum moderat dan langgeng terawat. Pemahaman tersebut menganggap bahwa goloran Salafi itu monolitik, tidak beragam. Sampai di titik ini saja banyak orang yang tidak memahami dengan baik klasifikasi Salafi. Wajar saja kalau misalnya mengira bahwa kelompok tersebut pasti ekstrem, keras, serta radikal. Atas dasar tersebut, sebaiknya pemahaman mendasar terhadap kaum ini terlebih dahulu harus kita bongkar.
Pertama, kita harus meletakkan bahwa setiap gerakan di dunia ini mempunyai kompleksitasnya tersendiri. Dengan bahasa yang lebih sederhana, ada kelompok di dalam kelompok. Sebagai contoh, Nahdlatul Ulama (NU) yang sering kita anggap seragam itu sejatinya mempunyai perbedaan antar individunya. Kendati hal tersebut tidak bersifat fondasional, seminimnya hal tersebut menegaskan bahwa terdapat kompleksitas di dalam sebuah gerakan.
Salafi sebagai sebuah gerakan atau anggap saja sebuah golongan juga demikian. Ia mempunyai kompleksitasnya tersendiri. Jangan kira tidak ada gesekan terjadi di antara golongan ini. Mereka juga bergesekan bagaimana perihal bagaimana sejatinya sebuah gerakan harus berjalan. Karenanya, kemudian beberapa sarjana membuat klasfikasi kelompok ini.
Upaya Klasifikasi terhadap Kelompok Salafi
Barangkali, klasifikasi oleh Quintan Wiktorowicz akan bermanfaat untuk memahami anatomi Salafi. Dalam Anatomy of the Salafi Movement, ia dengan lugas memberikan klasifikas terhadap kelompok ini. Menurut Wiktorowicz, terdapat tiga klasifikasi, mulai dari purist, politicos, hingga jihadits. Klasfikasi ini sangat masyhur di kalangan sarjana yang membahas gerakan kaum ini.
Purist atau yang dalam bahasa Wiktorowicz ‘penjaga tauhid’ merupakan klasifikasi bagi orang Salafi yang fokus terhadap pembersihan ajaran Islam—ingat term purifikasi! Selanjutnya yakni politicos yang berarti orang-orang dalam kelompok ini yang mencari peruntungan lewat politik. Artinya tidak lagi terlalu berfokus pada upaya purifikasi. Terakhir yakni jihadis yang menjadikan jihad sebagai domain gerakan mereka.
Klasifikasi ini penting untuk mengingatkan kita bahwa gerakan Salafi sendiri sangat kompleks. Dengan demikian, terlalu serampangan manakala menganggap bahwa orang yang berlabel Salafi pasti keras. Namun yang pasti mereka melakukan pembersihan agama Islam dari apa-apa yang mereka anggap sebagai pengaruh luar. Ini adalah basis kredo mereka.
Kesimpulannya adalah, kekerasan tersebut merupakan bagian kecil dari kelompok Salafi. Serta tidak semua kekerasan dapat kita kaitkan dengan gerakan tersebut. sebagaimana saya sebut di awal, setiap gerakan mempunyai kompleksitasnya tersendiri. Termasuk jalan moderat yang kita yakini ini.
Comment (1)
[…] pada abad ke-19. Islam abad ini—yang oleh Martin disebut sebagai gelombang kedua—lebih bersifat purifikatif dan cenderung antipati terhadap kepercayaan lokal. Lain daripada itu, tarekat memberikan semacam […]