free page hit counter

Regenerasi Duta Damai Yogyakarta Tahun 2021 dan Semangat Kolaborasi Perdamaian

Duta Damai Yogyakarta

Regenerasi Duta Damai Yogyakarta Tahun 2021 dan Semangat Kolaborasi Perdamaian

Contents

Kaliurang, Rabu 16 Juni 2021, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid memberikan sambutan pembuka pada acara regenerasi Duta Damai Yogyakarta. Dalam sambutannya, Ahmad Nurwakhid menjelaskan bahaya ideologi terorisme yang tidak mengenal apapun. Dalam arti ini terorisme dapat mempengaruhi siapapun tanpa pandang bulu.

Pada acara yang diselenggarakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan ini, Ahmad Nurwakhid menjelaskan bahwa legitimasi kekerasan atas nama agama seringkali digunakan sebagai sentaja utama kelompok terorisme. Hal ini pada akhirnya dapat mengancam kerukunan antar umat beragama. Memang hal itulah tujuan mereka. Peran Pancasila sangat vital sebagai anti tesis dari ideologi terorisme yang memecah belah. Pancasila hadir sebagai ideologi pemersatu bangsa.

Konten Intoleransi Mulai Marak di Media Sosial

Ancaman terorisme saat ini tidak hanya sekedar aksi di dunia nyata namun sudah merambah ke media sosial. Terbukti 67% konten yang beredar di internet memiliki unsur intoleransi. Inilah tugas utama Duta Damai sebagai penangkal terutama hoax dan hate speech.

Pada acara tersebut, Ahmad Nurwakhid juga mengajak diskusi perwakilan pemuda yang memiliki latar agama yang berbeda-beda. Ada yang menganut Buddha, Islam, Katholik, dan Protestan. Mereka kemudian diberikan pertanyaan seputar keyakinan agama masing-masing. Hasilnya ternyata memang benar seluruh agama senantiasa mengajarkan perdamaian bukan kekerasan.

Ahmad Nurwakhid kemudian menjelaskan bahwa pentingnya pemahaman moral dalam aktivitas di media sosial. Pasalnya apabila prinsip etis diterapkan dengan baik maka seharusnya kasus ujaran kebencian dan hoax tidak akan pernah terjadi.

Anak Muda Menjadi Sasaran Utama Penyebaran Paham Terorisme

Paham terorisme saat ini telah menjalar melalui media sosial. Hal ini sangat berbahaya apalagi sasaran utamanya adalah generasi muda. Redaktur Pelaksana PMD BNPT, Abdul Malik, MA, menegaskan bahwa propaganda narasi lebih berbahaya daripada aksi terorisme. Pasalnya narasi terorisme di media sosial adalah akar utama dari aksi terorisme itu sendiri.

Paham terorisme diibaratkan seperti virus yang dapat menyebar dengan cepat melalui media sosial. Bahkan bisa saja seseorang terpengaruh namun mereka tidak menyadarinya. Maka dari itu, penting untuk membanjiri media sosial dengan narasi perdamaian dan toleransi.

Dr. H. Muhamamad Suaib Tahir, Lc, MA sebagai staf Ahli PMD Kedeputian I BNPT juga turut memberikan materi pada acara ini. Suaib Tahir menjelaskan sejarah awal paham terorisme itu muncul. Dalam pembicaraannya tersebut Suaib Tahir menegaskan bahwa terorisme diawali dengan kesalahan dalam memaknai ajaran agama. Membahas terkait toleransi beragama, Suaib Tahir menyatakan bahwa tenggang rasa itu harus ada pada setiap orang, akan tetapi terkait kepercayaan agama itu menjadi urusan pribadi. Sehingga seharusnya manusia seyogyanya mengutamakan persatuan daripada perpecahan hanya karena perbedaan keyakinan.

Guru yang Baik Selalu Mengajarkan Perdamaian Bukan Kekerasan

Dalam memilih seorang guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Pilihlah guru yang senantiasa mengajak pada perdamaian bukan kekerasan. Selain itu memilih guru haruslah memperhatikan akhlak dalam berbicara maupun bertindak. Bagaimanapun ajakan untuk memecah belah tidak dapat dibenarkan.

BACA JUGA: Jisoo Skandal Kasus Bullying

Prof. Drs. M. Mukhtasar Syamsuddin, M.Hum., Ph.D of Arts dalam sesi diskusi  pertama di hari kedua turut memberikan materi seputar peran kearifan lokal dalam pencegahan paham terorisme dan radikalisme. Berdasarkan data penelitian sejak tahun 2013 hingga 2018 dijelaskan bahwa masyarakat Yogyakarta sangat menjunjung tinggi toleransi. Akar dari sikap toleransi tersebut memang berawal dari pemahaman lokal dan budaya setempat. Melalui pengalaman inilah maka nilai-nilai kebijaksanaan masyarakat muncul menjadi sebuah local genius. Kearifan lokal muncul sebagai suatu proses sosial dan budaya pada masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta sejak lama.

Acara Regenerasi diakhiri dengan Seremoni Pengukuhan Anggota Baru Duta Damai Yogyakarta

Pengukuhan DDY 2021

Pemertahanan kearifan lokal dinilai sangat penting untuk mencegah paham radikalisme dan terorisme masuk ke daerah. Salah satu cara paling efektif untuk melestarikan kearifan lokal adalah melalui konten di media sosial. Inilah sebenarnya hal yang harus menjadi tujuan dari Duta Damai Dunia Maya. Selain dalam upaya mencegah paham-paham yang bersifat kekerasan, Duta Damai juga diharapkan dapat menjadi pilar dari pelestarian local genius.

Acara yang berlangsung pada 16-18 Juni 2021 itu akhirnya ditutup dengan pengukuhan anggota baru Duta Damai Yogyakarta tahun 2021. Hal ini sekaligus menjadi sebuah sinyal positif bagi produktivitas konten-konten positif di dunia maya khususnya media sosial.  

Share this post

Comments (2)

  • Yoga Dirgantara Reply

    Semoga dengan pengukuhan duta damai ini, semakin menggeloranya semangat kaum muda untuk menyuarakan toleransi dan kedamaian.

    21 Juni 2021 at 6:21 am
  • CERITA UNIK STATUS AGAMA PADA KTP - Duta Damai Yogyakarta Reply

    […] BACA JUGA: Regenerasi Duta Damai Yogyakarta Tahun 2021 dan Semangat Kolaborasi Perdamaian […]

    24 Juni 2021 at 12:45 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *