free page hit counter

Menyulap Sampah Menjadi Berkah

Bedah buku menyulap sampah jadi berkah
Mini GK dalam menyulap sampah menjadi berkah

Menyulap Sampah Menjadi Berkah

Contents

Bedah Buku

Selasa, 5 Maret 2024 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (DPAD) DIY menggelar acara bedah buku di Gunungkidul. Pada hari itu ada dua titik lokasi, yang pertama di daerah Kalurahan Logandeng Playen dan kedua di Kepek Wonosari. Bedah buku ini merupakan kerjasama DPAD DIY dengan DPRD DIY. Pada sesi kedua bertempat di Gedung Graha Insani membedakan buku berjudul “menyulap sampah menjadi berkah”. Buku ini karya H. Sumarlin yang terbit di Griya Pustaka Utama.

Narasumber yang hadir dalam bedah buku antara lain, Bapak Ir. Imam Taufik selaku anggota DPRD DIY, Ibu Umdatul Qori’ah yang merupakan praktisi dalam pengelolaan bank sampah, serta Tri Darmini, SH praktisi di bidang literasi yang juga merupakan anggota Duta Damai BNPT.

Kajian Tentang Sampah

Acara bedah buku tersebut dibuka langsung oleh Bapak Budiyono selaku perwakilan dari DPAD DIY. Dalam sambutannya, beliau mengamanatkan agar hadirin bisa semakin bijak lagi dalam memperlakukan limbah.

Sampah merupakan benda buangan yang sering berserakan atau bertebaran di sekitar kita. Sampah adalah hasil dari kegiatan setiap makhluk hidup. Dengan beragam jenis yang diantaranya ada yang dapat kita manfaatkan kembali. Namun ada juga yang tidak dapat kita urai atau manfaatkan kembali.

Metode Zero Waste

Metode pengolahan sampah bisa menerapkan sistem bank sampah. Konsep ini sesuai dengan konsep zero waste. Yaitu pendekatan dan penerapan sistem teknologi pengolahan sampah dengan tujuan meminimalisir jumlah sampah sedikit mungkin. Konsep ini sesuai dengan undang-undang no.18 tahun 2008, yaitu pengolahan sampah melalui pendekatan reduse, reuse dan recycle.

“Kita biasa mengenalnya dengan 3R. Reduse meminimalkan penggunaan barang. Reuse menghindaru menggunakan barang sekali pakai. Recycle mendaur ulang barang yang bisa kembali manfaat,” jelas Bu Umdatul.

Kita juga harus tahu mana limbah organik dan mana non organik. Termasuk yang bisa kita daur ulang sendiri, butuh pihak lain untuk mendaur ulang atau sama sekali tidak bisa didaur ulang.

“Yang organik juga banyak macamnya. Ada yang basah ada pula yang kering,” tutur Mini GK. Menurutnya selain limbah rumah tangga, juga penting untuk peduli kepada limbah fashion.

“Industri fashion menyumbang sampah yang cukup besar. Perlu kesadaran dari diri kita untuk menanggulangi hal tersebut. Tidak perlu kita hanya karena gaya lalu melupakan bumi.”

Menurut Mini GK, era fashion selalu berputar. Hari ini banyak trend baju baru dengan nuansa jadul. Kembali ke masa lalu. Maka sudah saatnya membuka lemari dan kembali memilah mana baju yang bisa kembali manfaat.

Share this post

Comment (1)

  • Takjil Ramadhan di Indonesia - Duta Damai Yogyakarta Reply

    […] Untuk kaum muslim sebaiknya paham juga harus beli atau konsumsi menu yang mana saja. Usahakan untuk selalu mencari jajanan yang halal. Bisa lihat dari logo halal maupun dari bahan-bahan penyusunnya. Demi keamanan ada baiknya hindari jajanan takjil yang punya warna mencolok (pemakaian pewarna berlebihan). Jangan lupa pula untuk bijak dalam sampah sisanya. […]

    21 Maret 2024 at 6:16 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *